KAIRO, iNewsKutai.id - Mumi pengikut Firaun yang ditemukan di perbatasan Deir el Medina, dekat Lembah Para Raja pada 2014 membuat para arkeolog kebingungan. Penyebabnya, jantung mumi yang sudah mengering itu masih berdetak.
Bahkan, dari hasil pengukuran menggunakan peralatan medis, jantung mumi yang diduga seorang dukun perempuan itu masih berdetak hingga 80 denyutan per menit layaknya manusia.
Dilansir dari Sky News, para ahli terus menggali lokasi yang masih dipenuhi peninggalan zaman Firaun. Dalam penggalian, para peneliti dikejutkan dengan temuan mumi yang dengan jantung yang masih berdetak.
Para ahli dikagetkan dengan suara detak jantung begitu mendekati mumi tersebut. Saat sumber suara ditelusuri, diyakini berasal dari mumi yang tubuhnya penuh dengan tatto.
"Studi ilmiah dan arkeologi meyakini jika itu adalah seorang wanita yang hidup antara 1300 hingga 1070 SM. Mumi itu meninggal ketika usianya berkisar antara 25 hingga 34 tahun,” kata Mustafa el Waziri, sekretaris jenderal dewan tertinggi Kepurbakalaan Mesir.
Arkeolog kemudian membawa mumi itu ke rumah sakit Kairo dan dibentuk tim khusus untuk membedah mumi tersebut. Saat dilakukan pembedahan, tim medis dan arkeolog kembali dikejutkan dengan penemuan luar biasa.
Tubuh mumi itu dilengkapi dengan semacam alat pacu jantung yang terpasang di tubuh mumi tersebut dan masih berfungsi meski sudah berusia 2.500 tahun. Alat pacu jantung itu terbuat dari kristal hitam yang sangat langka.
Berbeda dengan kristal yang ditemukan di bumi umumnya berwarna putih dan merah muda, jumlah kristal hitam sangat sedikit hingga menjadi barang yang langka.
Kristal hitam itu mengeluarkan radiasi pada jantung dan mampu mengeluarkan getaran hingga mensimulasikan suara dan frekuensi detak jantung manusia. Mengejutkannya, benda itu masih berdetak walaupun jantung mumi telah kering. Setelah diukur, jantung itu berdenyut 80 kali per menit.
Selain itu, meskipun kulitnya telah membusuk, 30 tatto yang tersebar di leher, punggung, lengan dan bahu masih tergambar dengan jelas. Hal ini menambahkan bukti pada hipotesis bahwa bentuk modifikasi pada tubuh yang mengubah peran perempuan menjadi objek-objek ritual seperti praktik sihir dan pengobatan.
Sebuah simbolis dari alam semesta yang diukir pada tubuh dengan niat untuk memberkati dirinya dengan derajat yang menurut pihak berwenang Mesir, mencerminkan bahwa mumi milik seorang wanita yang memiliki status penting keagamaan sepanjang hidupnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait