JAKARTA, iNewsKutai - Gunung Kawi identik dengan praktik pesugihan. Tidak sedikit orang mendatangi daerah tersebut dengan harapan mendapatkan kekayaan dan hidup makmur.
Kisah mereka yang hidup kaya raya setelah mendatangi gunung di Kabupaten Malang Jawa Timur ini bukan omong kosong belaka. Sejumlah kesaksian bahkan oleh orang yang melakukan praktik pesugihan tersebut. Namun, tidak sedikit pula yang mengaku menyesal.
Salah satunya adalan Lek Jan. Dia mengungkapkan, sebelum memutuskan bersekutu dengan setan, hidupnya sangat susah dengan himpitan ekonomi dan kerasnya persaingan usaha.
Dia pun mempelajari ilmu hitam untuk bisa bersekutu dengan makhluk halus tersebut.
"Saya sudah bekerja keras dan hasilnya tidak mampu menutupi kebutuhan saya di rumah," kata Lek Jan dikutip dari Kanal YouTube Pemburu Mitos, Selasa (22/2/2022).
Namun rupanya pria asal Jawa Timur ini mengaku sangat menyesali perbuatanya, dia sadar jika kekayaan hasil pesugihan akan hilang menjelang akhir hayat dan tidak bersifat abadi.
Harta yang dia dapat dari hasil bersekutu itu memberikan konsekuensi besar seperti menjual umur sendiri atau nyawa keluarga terdekat yang memiliki hubungan darah yang erat.
"Akhirnya saya menyesal karena ingin makmur di dunia tapi tidak memikirkan akhirat. Semua kekayaan yang saya miliki ini akan diambil lagi dan saya harus siap menjadi budaknya," katanya.
Lek Jan mengungkapkan bahwa tumbal nyawa yang telah tertulis dalam perjanjian gaib tidak dapat dibatalkan. Sehingga ketika terjerumus dalam praktik pesugihan Gunung Kawi maka perjanjian tidak dapat dibatalkan.
“Enggak bakal bisa disudahi, dibatalkan, itu yang saya ketahui mas,” ujar Lek Jan.
Dalam kesempatan itu Lek Jan kembali mengakui sangat menyesal bersekutu dengan makhluk gaib karena membuat hidupnya menjadi hancur. Dia pun berpesan kepada publik untuk tidak mengambil jalan salah yang dilarang agama tersebut dan ketika tengah menghadapi permasalahan hidup baiknya mencari jalan keluar selain praktik pesugihan.
“Jangan pernah mengambil pesugihan entah itu pesugihan apa pun. Berjalanlah di jalan yang benar,” ujar Lek Jan.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait