2. Sri Lanka
Sri Lanka mengalami kebangkrutan setelah gagal membayar utang luar negeri. Jika melihat ke belakang, negara ini memiliki kaitan yang cukup lekat dengan China. Di era Presiden Mahinda Rajapaksa, Sri Lanka selalu meminta pinjaman dan bantuan kepada sekutunya, yaitu China untuk berbagai proyek ambisusnya.
Dikutip dari New York Times, Senin (25/7/2022), Mahinda Rajapaksa pernah memiliki sebuah proyek pelabuhan. Selama bertahun-tahun proses konstruksinya, proyek tersebut mengalami kegagalan.
Dengan puluhan ribu kapal yang melewati jalur pelayaran tersibuk di dunia, pelabuhan Sri Lanka hanya menarik sekitar 34 kapal saja pada 2012. Alhasil, pelabuhan tersebut menjadi milik China.
Mahinda Rajapaksa harus turun dari kekuasaannya pada 2015, namun pemerintahan yang baru harus berjuang untuk membayar hutang negara peninggalannya. Dibawah tekanan China, pemerintah akhirnya menyerahkan pelabuhan dan 15.000 hektar tanah di sekitarnya selama 99 tahun.
3. Montenegro
Beralih ke Eropa, Montenegro juga pernah berurusan dengan utang China. Dikutip dari NPR, negara ini pernah memiliki proyek pembangunan jalan raya yang membentang dari Port of Bar Montenegro di Laut Adriatik ke Beograd, ibu kota negara tetangga Serbia.
Namun, siapa yang menyangka bahwa proyek ini akan mengantarkan Montenegro dalam pusaran hutang China. Pada tahun 2014, pemerintah menandatangani kerja sama dengan China Road and Bridge Corporation yang didanai Export-Import Bank of China.
Melihat dari salinan kontrak kerja sama tersebut, ada satu poin yang menunjukan apabila Montenegro tidak bisa membayarkan besaran utang tersebut tepat waktu, maka Export-Import Bank of China berhak untuk menyita tanah di negara tersebut selain milik militer atau tempat diplomatik.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait