JAKARTA, iNewsKutai.id - Ada sejumlah negara yang sulit dan berbahaya dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia. Meski menarik minat traveller untuk berkunjung, namun negara-negara ini terkesan tertutup dari dunia luar.
Persyaratan untuk berkunjung ke negara-negara tersebut sangat ketat sehingga tidak semua traveller yang mengajukan permohonan berkunjung, bisa diterima. Bahkan, yang diizinkan berkunjung pun tidak dibebaskan bepergian.
Negara-negara ini sangat memprioritaskan keamanan dan stabilitas politik. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut negara paling sulit dan berbahaya dikunjungi.
1. Turkmenistan
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara di Asia Tengah ini bisa dihitung jari. Hal ini dikarenakan kebijakan visa yang diterapkan pemerintah Turkmenistan sangat ketat.
Hanya orang-orang dari Kazakhstan, Uzbekistan, dan mereka yang memiliki paspor diplomatik yang dapat mengunjungi Turkmenistan tanpa banyak kesulitan. Bagi wisatawan umum yang ingin berkunjung, wajib memiliki sponsor di Turkmenistan yang bisa menyediakan LOI (surat undangan) dan proses izin dokumen bisa 20 hari lamanya.
2. Afghanistan
Situasi politik di Afghanistan baru-baru ini semakin mempersulit warga asing untuk masuk ke negara itu. Bahkan banyak pemerintah dari berbagai negara yang yang menyarankan untuk tidak bepergian ke Afghanistan karena negara itu belum aman bagi pengunjung.
Karena itu, pihak kedutaan enggan memberikan visa demi keselamatan wisatawannya. Kamu bisa dibebaskan dari pengajuan visa apabila memiliki paspor diplomatik yang dikeluarkan oleh negara-negara seperti Cina, India, Indonesia, Iran, Tajikistan, dan Turki.
3. Iran
Iran menjadi salah satu negara paling ketat dalam menerbitkan visa kunjungan. Visa Guide menyebut, permohonan visa masuk ke negara ini memerlukan kode otorisasi resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri di Iran.
Selain itu, kode tersebut berlaku pula untuk penyedia agen perjalanan resmi Iran. Negara yang juga berbatasan dengan Turkmenistan ini juga tidak mengizinkan pendatang luar negeri apabila pernah masuk ke Israel dalam kurun waktu 6 bulan terakhir sebelum masuk ke Iran.
Editor : Abriandi