JAKARTA, iNewsKutai.id - Fakta mengenaskan ditemukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam investigasi tragedi Kanjuruhan Malang. Mayoritas korban mengalami patah tulang mulai dari kaki hingga rahang.
Selain itu, tidak sedikit yang mengalami luka parah akibat terinjak saat berdesakan keluar stadion menyelamatkan diri dari paparan gas air mata. Beberapa korban selamat juga mengalami dampak jangka panjang dari gas air mata seperti kesulitan melihat dan bernafas.
"Kondisi korban sangat memprihatinkan karena tidak hanya mengalami luka namun juga patah mulai dari kaki, ada yang patah rahang,"jelasnya Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam tayangan video, Kamis (6/10/2022).
Anam mengaku sudah mendapatkan dokumentasi kondisi korban tewas saat menyambangi Malang sejak Senin, 3 Oktober 2022. Komnas HAM juga telah mendapatkan keterangan dari korban luka yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.Beberapa di antaranya sangat memprihatikan karena terpapar gas air mata.
"Ada yang beberapa memprihatinkan karena kena gas air mata, matanya sangat merah. Bahkan ada yang baru bisa melihat Senin. Sebelumnya enggak bisa melihat, matanya sakit kalau dibuka, dadanya perih, sesak nafas, tenggorokannya perih," sambungnya.
Sekadar diketahui, Komnas HAM menerjunkan tim investigasi untuk menyelidiki tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menegaskan ratusan jiwa. Tim investigasi tersebut diterjunkan untuk memastikan ada tidaknya pelanggaran HAM dalam peristiwa tersebut.
Sebelumnya, sebanyak 131 orang meninggal dunia buntut kerusuhan usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu, 1 Oktober 2022, malam.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait