Inflasi Kaltim 5,83 Persen, Bank Indonesia Klaim Masih Terkendali

Emy Adawiyah
Kenaikan harga BBM khususnya pertalite menjadi pemicu utama inflasi di Kaltim. (Foto : ilustrasi/okezone)

SAMARINDA, iNewsKutai.id - Inflasi Kaltim periode Oktober 2022 tercatat sebesar 5,83 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibanding inflasi nasional yakni 5,71 persen. Kenaikan harga pada kelompok penyedia makanan/minuman atau restoran serta tarif transportasi menjadi pemicu utama.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Ricky Perdana Gozali dalam keterangan resminya menyebutkan jika Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim periode Oktober 2022 tercatat inflasi sebesar 0,17 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,85 persen (mtm).

"Hal ini membuat inflasi tahunan Kaltim pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,83 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian nasional pada angka 5,71 persen (yoy). Pemicu utamanya kenaikan harga di restoran dan transportasi,"jelas Ricky, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya, inflasi pada kelompok penyedia makanan dan minuman sejalan dengan peningkatan keyakinan konsumen. Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Kaltim, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Oktober 2022 meningkat menjadi 133,67 dari 119,58 pada bulan sebelumnya.

Adapun IKK terbentuk dari keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen ke depan, dan lebih lanjut mengindikasikan peningkatan daya beli masyarakat. Peningkatan konsumsi masyarakat ini tercermin dari inflasi kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 1,77 persen (mtm).

Sementara pada kelompok transportasi, penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan penyebab utama inflasi. Komoditas utama yang mendorong inflasi transportasi adalah pertalite dan angkutan antar kota. Namun demikian, capaian inflasi transportasi yang sebesar 0,63% (mtm) tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Tekanan inflasi yang lebih tinggi terkendali berkat harga komoditas pangan. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,45% (mtm). Penurunan harga utamanya terjadi pada komoditas bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, minyak goreng dan cabai rawit.

"Deflasi pada kelompok pangan ini didorong masif dan intensifnya program pengendalian inflasi pangan yang dilaksanakan oleh seluruh TPID seperti menggelar pasar murah," pungkasnya

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network