MOSKOW, iNewsKutai.id - Amerika Serikat berpikir dua kali untuk menyerang Rusia. Deretan senjata canggih milik Kremlin membuat Washington gentar lantaran lebih unggul teknologi.
Salah satu yang paling ditakuti AS adalah deretan rudal pertahanan udara seri S mulai dari S-300, S-400, dan yang terbaru S-500. Rudal hipersonik anti-jelajah itu diakui membuat Rusia sulit diserang sekalipun menggunakan pesawat tempur tercanggih milik AS.
Sistem rudal pertahanan udara buatan Almaz-Antey itu dikembangkan untuk menghancurkan jet tempur, rudal jelajah, rudal balistik, dan pesawat nirawak atau drone.
"Rusia dan pendahulunya, Uni Soviet, selalu terdepan dalam teknologi rudal," kata pakar militer Inggris Richard Connolly di Universitas Birmingham seperti dilansir RT.
Sekadar diketahui, rudal S-400 dan S-300 merupakan buatan Soviet. Federasi Rusia kemudian menyempurnakan sistem pertahanan udara mobile itu dengan rudal jarak jauh dan sistem rudal anti-balistik S-500 Prometey (Prometheus).
S-500 atau Triumfator-M dan pertama kali dipamerkan pada 2021 dan kini dikerahkan untuk melindungi ibu kota Moskow. Rusia bahkan berencana membentuk 10 Batalion Rudal S-500 dalam beberapa tahun ke depan sejak diproduksi massal tahun lalu.
Dilansir military-today, S-500 merupakan desain baru dan berbeda dibanding S-400. Sistem pertahanan anyar ini menggunakan banyak teknologi baru dan lebih unggul dari S-400 dan dirancang untuk mencegat rudal balistik.
Beberapa sumber mengklaim bahwa sistem S-500 mampu melacak hingga 20 target dan mencegat hingga 10 target secara bersamaan. Bahkan S-500 mampu mengalahkan rudal balistik yang melaju dengan kecepatan 5-7 kilometer per detik. Rudal S-500 memiliki jangkauan 500-600 km dan mencapai target di ketinggian 40 km.
Keunggulan lain dari sistem pertahanan ini adalah waktu peluncuran yang bisa dilakukan dalam 10 menit. Sistem rudal ini dioperasikan di atas truk kelas berat dan memiliki mobilitas tinggi.
Sementara radar pendeteksi dan manajemen pertempuran ditarik menggunakan platform mengikuti truk dan dapat beroperasi di medan off-road.
Namun, Rusia tidak sembarangan mengggunakan senjata ini. S-500 hanya dikerahkan untuk menghancurkan rudal balistik antarbenua, pesawat pengintai, dan pesawat tempur.
"S-500 merupakan pukulan terhadap prestise Amerika. Sistem kami menetralkan senjata ofensif Amerika, dan melampaui semua sistem anti-udara dan anti-rudal Amerika yang sangat digembar-gemborkan,” kata kepala insinyur Almaz-Antey Pavel Sozinov pada media Rusia dikutip dari laman nationalinterest.
(Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul : AS Akui Rusia Sulit Diserang dari Udara dengan Pesawat Secanggih Apapun)
Editor : Abriandi
Artikel Terkait