JAKARTA, iNewsKutai.id - Ancaman serius dilontarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait maraknya seruan masyarakat untuk tidak membayar pajak. Dia menyebut, harga bahan bakar minyak (BBM) bisa naik tiga kali lipat jika hal tersebut terjadi.
Sri Mulyani menjelaskan, pajak menjadi penopang utama Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sehingga pada akhirnya bisa menjadi shock absorber. Subsidi BBM yang selama ini dialokasikan bersumber dari APBN.
Dia mencontohkan harga minyak yang mencapai USD120/barrel pada 2022 lalu diimbangi dengan subsidi yang mencapai Rp552 triliun. Jika tidak, masyarakat bisa membayar harga BBM hingga 3 kali lipat.
"Kita tidak ingin ini terjadi. Nah, dananya dari mana? Tentu saja dari pajak yang anda bayarkan," ungkap Menkeu Sri Mulyani dalam Economic Outlook 2023, dikutip dari akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta dilansir Sindonews, Selasa (28/2/2023).
Mantan direktur Bank Dunia itu mengakui jika 2022 bukan tahun yang mudah. Pihaknya harus bekerja luar biasa untuk menghadapi kondisi yang tidak kalah extraordinary.
Kabar baiknya, saat perekonomian dunia sedang terkoreksi sangat dalam, mulai lonjakan harga energi hingga inflasi yang meroket di beberapa negara, Indonesia masih tumbuh 5,3%.
"Kondisi Indonesia berada sangat baik. We are really good and resilient! Ekspor kita masih bagus. Current account kita surplus. Penerimaan negara kita tumbuh bahkan hingga 48% sampai dengan Januari ini. Ini semua terjadi ketika dunia sedang dalam situasi tidak baik-baik saja..!" ungkap Sri.
Sebelumnya, seruan tidak membayar pajak sempat menggema menyusul kasus penganiayaan yang melibatkan anak pejabat pajak, Rafael Alun Trisambodo. Pasalnya, anak Rafael, Mario Dandy kerap pamer kendaraan mewah dimedia sosial.
Usut punya usut, mobil mewah Rubicon menggunakan pelat palsu dan tidak membayar pajak.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait