Kisah Ekstrimis Yahudi Rela Ikut Salat Lima Waktu Demi Masuk Kompleks Masjid Al Aqsa

Anton Suhartono
Kompleks Masjid Al Aqsa. (Foto: Reuters)

YERUSALEM, iNewsKutai - Masjid Al Aqsa tidak hanya disakralkan oleh umat Islam. Penganut Yahudi pun mengklaim jika tempat suci ketiga Muslim itu adalah milik mereka. Tidak heran, mereka menggunakan segala cara untuk bisa memasuki kompleks masjid.

Pemukim Yahudi memang dilarang memasuki kompleks suci yang dikelola lembaga wakaf Yordania tersebut untuk alasan apa pun. Dalam banyak kesempatan, pasukan Israel terpaksa mengawal pemukim Yahudi hingga terjadi bentrok dengan umat Islam di dalam kompleks yang mereka sebut sebagai Bait Suci. 

Namun, tidak sedikit yang memilih cara cerdik namun ekstrim. Mereka rela mengubah penampilan layaknya seorang Muslim demi bisa masuk kompleks Masjid Al Aqsa. Para ekstremis Yahudi mencukur rambut, merawat jenggot, serta berpakaian ala Muslim. 

Raphael Morris, seorang ekstrimis Yahudi, mengatakan kepada BBC, kelompoknya percaya bahwa kompleks Al Aqsa sebenarnya milik Yahudi. 

"Saya beragama Yahudi, Yahudi-Zionis, dan saya percaya Bait Suci milik orang Yahudi karena apa yang kami sebut Tuhan telah menjanjikannya untuk kami dalam kitab suci," kata Morris, dikutip dari BBC, Jumat (11/2/2022). 

Karena itu dia dan penganut Yahudi lainnya berupaya dengan cara apa pun untuk bisa memasuki kompleks, termasuk mengubah penampilan. 

"Mengganti pakaian, ganti topi, kadang-kadang juga mengecat sedikit rambut dan mencukurnya. Umat Islam shalat lima waktu dalam sehari. Kami juga ikut beribadah seperti mereka, hanya saja kami melantunkan doa dalam Yahudi," ujarnya. 

Awalnya dia mengaku takut ketahuan, namun kelamaan menjadi biasa. Selama penyamaran tak terbongkar, Morris mengaku bisa terus beribadah menggunakan cara seperti umat Islam, namun doa yang dilantunkan sesuai ajarannya.

"Akhirnya bisa beribadah dan bebas berjalan-jalan di Bait Suci tanpa dikawal polisi," tuturnya. 

Sementara itu aktivis Palestina Hanady Halawani menegaskan umat Islam akan terus membela Masjid Al Aqsa, termasuk tak akan membiarkan pemukim Yahudi orang masuk dengan cara apa pun. 

"Sudah jelas masuknya para pemukim (Yahudi) dengan menyamar... serta meneror umat Islam yang shalat di Masjid, ini jelas (bermotif) politik," tutur perempuan yang juga guru Alquran tersebut. 

Israel merebut dan menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, pada 1967 dalam Perang Arab-Israel. Umat non-Muslim sebenarnya diperbolehkan masuk ke kompleks tersebut namun tidak boleh beribadah.

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network