ANKARA, iNewsKutai – Drone buatan Turki Bayraktar TB2 pamer kekuatan melawan invasi Rusia. Ukraina selaku negara pengguna puas dengan kinerja drone tempur tersebut dalam menghadapi invasi militer Rusia.
Dilansir reuters, Duta Besar Ukraina untuk Ankara, Vasyl Bodnar, pada Minggu (27/2/2022) ini mengatakan bahwa drone tersebut sangat efisien dalam pertempuran negara itu melawan invasi pasukan Rusia.
Turki telah menjual drone Bayraktar TB2 ke Ukraina dalam beberapa gelombang. Di masa lalu, senjata itu digunakan Kiev untuk melawan kelompok separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur.
Di samping memuji drone buatan Turki, Bodnar juga menegaskan bahwa negaranya tidak mengabaikan tawaran negosiasi dengan Rusia. Dia ingin agar permusuhan antara Ukraina dan Rusia bisa dihentikan.
“Kami tidak mengabaikan (Moskow), kami ingin menghentikan permusuhan dan kami ingin penarikan pasukan Rusia dari wilayah kami. Saya pikir kami akan mencapainya,” ujarnya, seperti dikutip kantor berita Sputnik, hari ini.
Selain dibantu oleh drone Turki, Ukraina juga mendapatkan sokongan dari negara-negara Barat. Amerika Serikat telah mengucurkan lebih dari 2,5 miliar AS bantuan militer ke negara bekas Uni Soviet itu sejak 2014.
Bantuan dari Washington DC itu antara lain berupa rudal antitank Javelin, kapal patroli pantai, Humvee, senapan sniper, drone pengintai, sistem radar, penglihatan malam, dan peralatan radio.
Pasokan senjata berikutnya juga dapat mencakup rudal antipesawat Stinger, senjata-senjata kecil, dan beberapa kapal. Adapun Inggris memasok Ukraina dengan 2.000 rudal antitank jarak pendek, menurut laporan pada Januari lalu. London juga mengirim sejumlah tenaga spesialisnya untuk memberikan pelatihan militer, di samping menyediakan kendaraan lapis baja Saxon.
Estonia mengirim rudal antipelindung Javelin ke Ukraina. Latvia dan Lithuania menyediakan rudal Stinger ke sana. Sementara, Republik Ceko mengatakan pihaknya berencana untuk menyumbangkan amunisi artileri 152 mm.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait