SAMARINDA iNewsKutai.id - Pemkot Samarinda menyatakan terbuka bagi pendatang baru yang ingin mencari pekerjaan. Namun, kaum urban diharapkan memiliki keahlian khusus agar tidak menambah masalah sosial di masyarakat Kota Tepian.
Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi menyatakan, arus balik Lebaran selalu dibarengi dengan fenomena urbanisasi. Hal ini diakui menjadi masalah karena disaat yang sama Pemkot tengah berbenah mengatasi masalah perkotaan untuk menyambut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Agar tidak menambah masalah baik di sektor sosial maupun permukiman, Rusmadi meminta kaum urban harus memiliki keahlian untuk mendapatkan pekerjaan layak dan punya keluarga serta tempat tinggal tetap.
“Jadi mereka yang masuk dan ingin menetap di Samarinda kuncinya harus punya skill dulu agar mereka bisa beradaptasi dengan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan oleh kota ini,” tegas Rusmadi, Kamis (14/4/2022).
Dia juga mengingatkan agar pendatang baru melaporkan diri ke pengurus RT/RW setempat untuk pendataan kependudukan. Jika ada kaum urban yang tidak melaporkan diri, maka akan diberi sanksi.
“Jika tidak diantisipasi, urbanisasi musiman, dampak negatifnya akan terasa di Kota Samarinda. Jalan-jalan bakal makin macet, timbulnya pemukiman-pemukiman kumuh, dan kriminal baru,” katanya.
Rusmadi mengungkapkan, berdasarkan data, pada arus balik Lebaran 2020, tercatat ada sebanyak 4.000 pendatang baru yang masuk ke Kota Tepian dan tahun lalu terjadi peningkatan lagi menjadi 5.042 pendatang.
“Biasanya kalau di luar Idul Fitri, yang datang ke kota kita jumlahnya cuma menyentuh angka 1.500 orang saja,”ungkapnya.
Apalagi kata dia, dengan adanya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara nanti, pastinya warga baru yang bakal masuk ke Kota Samarinda sebagai kota penyangga akan lebih banyak lagi. “ASN (Aparatur Sipil Negara, Red) dari kementerian saja yang diperkirakan bakal pindah ke Kaltim sudah mencapai angka 1 juta jiwa,” ujarnya.
Pengamat Sosial Perkotaan Sukapti menambahkan, pendatang baru yang ingin masuk ke Samarinda, setidaknya memiliki skill dalam bidang Teknologi Informasi (T). Menurutnya, perkembangan sektor TI di semua lingkungan kerja, keterampilan-keterampilan teknis memang semakin dibutuhkan.
“Sekarang mau jualan sayur saja sudah pakai apalikasi. Jadi mereka yang ingin bekerja di kota ini harus bisa meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi ini,” tukasnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait