Tertawakan Teman Baca Alquran Pakai Suara Lucu, Model Afghanistan Ditangkap Taliban

Anton Suhartono
Ajmal Haqiqi (kiri) model Afghanistan ditangkap rezim Taliban. (foto: postsen)

ISLAMABAD, iNewsKutai.id - Model Afghanistan Ajmal Haqiqi ditangkap pemerintah Taliban. Model busana dan bintang video klip YouTube itu didakwa melakukan penghinaan terhadap Alquran.

Tidak hanya Ajmal Haqiqi, tiga rekannya juga turut ditahan Badan Intelijen Taliban dalam kasus yang sama. Penangkapan itu imbas dari viralnya video Haqiqi yang menertawakan rekannya Ghulam Sakhi yang memiliki gangguan bicara saat membaca ayat-ayat Alquran dengan suara lucu. 

"Tidak ada yang diizinkan untuk menghina ayat-ayat Alquran atau ucapan Nabi Muhammad," tulis Badan Intelijen Taliban dalam bahasa Dari saat merilis video penangkapan Ajmal Haqiqi.

Dalam video tersebut terlihat sang model bersama rekan-rekannya diborgol. Mereka mengenakan seragam penjara berwarna coklat muda dan meminta maaf kepada pemerintah Taliban serta ulama. 

Amnesty International telah mendesak pemerintah Taliban untuk segera membebaskan Haqiqi dan rekan-rekannya. Menurut mereka, penangkapan sering disertai dengan pernyataan paksa dalam upaya untuk meredam perbedaan pendapat di negara itu.

Juru kampanye Amnesty di Asia Selatan, Samira Hamidi menyatakan, penangkapan Haqiqi dan rekan-rekannya merupakan serangan terang-terangan terhadap hak kebebasan berekspresi. Pernyataannya juga mengutuk penyensoran berkelanjutan Taliban terhadap mereka yang ingin bebas mengekspresikan ide-ide mereka. 

Di Kabul, para pejabat Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar. Keluarga model yang ditangkap juga tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.  Hingga saat ini belum diketahui pasti tindakan apa yang dihadapi model dan rekan-rekannya di bawah peradilan yang dijalankan Taliban. 

Sejak mereka merebut kekuasaan Agustus lalu di Afghanistan, Taliban telah memberlakukan tindakan tegas dan dekrit sesuai dengan interpretasi keras mereka terhadap hukum Islam. 

Salah satunya membatasi hak-hak perempuan dan minoritas. Langkah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran internasional bahwa kelompok Islam radikal itu akan memerintah seperti yang dilakukan terakhir kali Taliban memegang kekuasaan di Afghanistan, pada akhir 1990-an.

Taliban menganggap kritik dan apa pun yang dianggap tidak menghormati Islam sebagai kejahatan yang dapat dihukum.

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network