get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Masak Mi Instan di Kamar saat TC, Pemain Timnas Indonesia Tuai Hujatan

Siap-siap, Harga Mie Instan Bakal Naik Tiga Kali Lipat

Selasa, 09 Agustus 2022 | 10:35 WIB
header img
Harga mie instan diprediksi bakal naik tiga kali lipat imbas perang Rusia-Ukraina. (Foto: ilustrasi/istimewa)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Harga mie instan diprediksi bakal naik hingga tiga kali lipat imbas perang Rusia - Ukraina. Pasalnya, konflik kedua negara berpengaruh pada pasokan gandum dunia yang menjadi bahan dasar pembuatan mie instan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut Indonesia sangat bergantung pada impor gandum dari dua negara tersebut untuk bahan baku mie instan. Namun karena pasokan tersendat, kenaikan harga tidak bisa dihindari.

Syahrul mengatakan, saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar negara tersebut.

"Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar bersama Ditjen Ditjen Tanaman Pangan, Senin (8/8/2022).

Mentan menjelaskan ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun adanya konflik global yang membuat masalah pada rantai pasok bakal membuat harga gandum menjadi mahal.

"Ada gandumnya, tetapi harganya akan mahal bangat, sementara kita impor terus ini, kalau saya jelas tidak setuju, apapun kita makan saja, seperti singkong, sorgum, sagu," kata Mentan.

Menurutnya hal ini memang bukanlah tantangan yang g kecil, sehingga pemerintah daerah perlu menguatkan produktivitas pertanian sehingga dampak yang bakal dialami dari adanya konflik global tidak terlalu parah.

Bukan hanya gandum, masalah lain yang datang akibat konflik global tersebut adalah tersendatnya pasokan pupuk ke Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi importir pupuk dan Rusia maupun Ukraina.

"Di Ukraina dan Rusia juga pemasok pupuk terbesar dunia, karena ada posfat, kalium yang terbesar, dan harga naiknya pupuk di dunia 3 sampai 5 kali lipat dari harga sekarang karena persolan konektivitas yang tidak tidak berjalan normal," kata Mentan.

Untuk masalah ini, Mentan meminta petani maupun akademisi untuk memanfaatkan pupuk organik. Sebab adanya konflik tersebut bakal membuat harga pupuk menjadi mahal, sehingga pemerintah bakal mengurangi pupuk subsidi.

"Kalau tunggu pupuk subsidi pasti tidak bisa itu, kita adaptasi dengan cara kita, banyak orang yang sukses tanpa menggunakan pupuk subsidi," kata Mentan.

Lebih lanjut dia meminta agar pelaku usaha pertanian memanfaatkan kearifin lokal. "Saya berharap cara memupuk harus kita perbaiki, harus bisa, jangan tunggu pupuk turun, yang ada di dunia adalah krisis pupuk," ujarnya.

Editor : Abriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut