JAKARTA, iNewsKutai.id – Mengonsumi makanan panas tidak disarankan karena membahayakan kesehatan. Kebiasaan buruk ini bahkan bisa memicu gangguan kesehatan serius.
Mengonsumsi makanan saat masih panas memang memberikan sensasi lebih nikmat dan menggugah selera. Bahkan, konsumsi makanan panas saat ini menjadi tren di masyarakat.
Padahal, dari sudut pandang medis, konsumsi makanan saat panas bisa membahayakan. Dokter sekaligus Healthy Educator, dr Nadia Alaydrus menjelaskan, mengonsumsi makanan panas dapat menyiksa seseorang dan melukai area mulut.
“Yang pertama adalah luka bakar pada area lidah dan juga rongga mulut,” kata dr Nadia, dikutip dalam akun TikToknya @nadialaydrus, Sabtu (16/12/2023).
Makanan panas bisa membuat lidah melepuh kemudian terbakar sehingga memunculkan sariawan dan rasa tidak nyaman pada bagian lidah.
Kebiasaan buruk ini juga bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan atau kanker esofagus. Suhu terlalu tinggi bisa berdampak pada saluran pencernaan bagian atas yaitu di area rongga mulut yang kemudian turun ke kerongkongan sehingga menyebabkan inflamasi dan memicu terjadinya kanker.
Potensi kanker ini dimuat dalam salah satu penelitian dengan judul 'High Temperature of Food and Beverage Intake Increases the Risk of Oesophageal Cancer in Xinjiang, China'.
Jurnal itu menyatakan makanan dan minuman dengan suhu yang tinggi berhubungan positif dengan kejadian karsinoma sel squamosa di esofagus di bagian China Barat Laut dan yang terakhir bisa menyebabkan kerusakan gigi.
"Makanan panas itu bisa melemahkan enamel gigi yang merupakan lapisan pelindung paling luar pada gigi. Kalau enamelnya rusak maka gigi akan lebih rentan mengalami kerusakan seperti gigi berlubang,” ucap dr Nadia.
Editor : Abriandi