Diduga Overdosis Miras Oplosan, Pria Sebatangkara Meregang Nyawa di Terminal Tenggarong

TENGGARONG, iNewsKutai.id - Usro (40) pria yang hidup sebatangkara di Tenggarong ditemukan meregang nyawa di dalam kawasan Terminal Tangga Arung Tenggarong pada Selasa (20/8/2024).

Korban diduga tewas akibat overdosis minuman keras oplosan. Sebelum tewas, pria asal Palopo, Sulawesi Selatan itu sempat meminta tolong kepada warga sekitar.

Baca Juga

Hilang 13 Hari, Siswi SD di Kutai Barat Ditemukan Tewas Mengenaskan di Kebun Karet

Kasi Humas Polres Kutai Kartanegara AKP Suprapto menjelaskan, jenazah Usro ditemukan di bekas bangunan Pengcab Percasi Kukar di dalam area terminal dalam posisi tengkurap.

Dari keterangan sejumlah warga, sebelum ditemukan tewas, korban sedang meneggak miras oplosan yang dicampur dengan obat. Minuman ini merupakan campuran alkohol 70 persen dengan suplemen minuman energi.

"Keterangan saksi, korban sudah terbiasa mengonsumsi minuman oplosan tersebut setiap hari. Namun, setelah mengonsumsi minuman itu, korban sempat berteriak histeris dan mengalami kesakitan sebelum akhirnya terbaring tak bergerak,"jelas AKP Suprapto dalam keterangannya, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga

Wanita Muda Tewas di Pinggir Jalan Poros Tenggarong-Samarinda, Korban Dihabisi Pacar Sendiri

Korban diketahui tidak bernyawa setelah salah seorang pedagang di terminal berniat meminta bantuan untuk mengantar telur. Namun, saat coba dibangunkan, korban sudah tidak bernyawa. 

"Di sekitar lokasi mayat korban, ditemukan botol bekas minuman kemasan berisi alkohol oplosan,"ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan fisik oleh tim Inafis Polres Kutai Kartanegara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan sementara, korban meninggal akibat sakit yang diperparah oleh kebiasaan konsumsi alkohol oplosan.

Baca Juga

Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Jalan Poros Tenggarong-Samarinda, Wajah Penuh Darah

Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah salah satu kerabat yang berada di Jalan Mangkuraja, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong untuk dimakamkan.

Editor : Abriandi