Desa Para Sultan, Saldo Rekening Warga Minimal Rp3,6 Miliar

JAKARTA, iNewsKutai.id - Desa umumnya identik dengan kehidupan sederhana dan bersahaja masyarakat. Namun tidak dengan Huaxi, sebuah desa di China yang justru dikenal sebagai tempat tinggal para sultan.
Tidak tanggung-tanggung, tiap penduduk memiliki saldo rekening minimal Rp3,6 miliar. Ini menempatkan Huaxi yang terletak di sebelah timur Kota Jiangyin, Provinsi Jiangsu, sebagai desa terkaya di dunia.
Hal ini pula yang membuat Huaxi ibarat miniatur kota metropolitan dengan deretan bangunan mewah dan permukiman super elit. Kisah desa ini berawal pada 1960 ketika mantan Sekretaris Komite Partai Komunis, Wu Renbao mengubah desa miskin yang semula mayoritas penduduknya adalah petani menjadi permukiman tanpa sepengetahuan pemerintah China.
Wu Renbao berhasil meyakinkan penduduk Huaxi untuk menginvestasikan uang mereka untuk pembangunan pabrik baja tanpa sepengetahuan pihak berwenang. Pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas rahasia itu kemudian dibagi rata, tanpa memandang posisi yang dijabat masing-masing warga.
Berkat bisnis industri tersebut, Desa Huaxi semakin maju pesat dan terus berkembang hingga saat ini. Tak hanya sektor industri baja, desa ini juga dibesarkan oleh industri tekstil dan sektor ekspor-impor.
"Saat ini terhitung ada lebih dari 100 perusahaan termasuk tekstil, metalurgi, ekonomi digital dan keuangan bisnis," tulis Antonio Faccilongo, seorang fotografer dokumenter sekaligus profesor fotografi di Rome University of Fine Arts, di akun Instagram pribadinya pada 22 April 2022.
Dikutip dari IDX Channel, Huaxi dihuni oleh sekitar 2.000 penduduk dengan rekening tabungan mencapai USD 250 ribu atau setara Rp3,6 miliar (Rp14.360 per USD). Jumlah tersebut tentu sangat fantastis untuk sebuah desa.
Huaxi memiliki perusahaan besar yang bergerak di industri baja. Tak hanya itu, penduduknya juga mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan gratis. Penduduk Huaxi yang dulunya miskin, kini semuanya bisa memiliki rumah seperti villa dan mobil mewah.
Pada tahun 2011, tepatnya hari jadi desa yang ke-50, desa ini membangun gedung pencakar langit setinggi 328 meter yang diberi nama Zengdi Kongzhong. Saking kayanya, salah satu alat transportasi umum yang kerap digunakan warga desa ini adalah helikopter.
Pemerintah setempat menyewa operator helikopter dari perusahaan penerbangan Tongyong guna melakukan perjalanan dari kota satu ke kota berikutnya. Memiliki Menara Ikonik Desa ini memiliki gedung tertinggi yang sangat ikonik dan menjadi salah satu yang terbesar di China dan dunia. Gedung tersebut bernama Zengdi Kongzhong.
Vagabond Journey menyebutkan, Zengdi Kongzhong saat ini merupakan gedung tertinggi ke-40 di dunia, terbesar ke-15 di Cina. Gedung ikonik itu lebih tinggi dari Menara Eiffel, Gedung Chrysler New York, semua yang ada di Tokyo, dan bahkan akan berada di atas Jembatan Shard London, yang dijadwalkan menjadi gedung tertinggi di UE ketika selesai tahun depan.
Gedung pencakar langit itu tingginya 74 lantai, dan mencapai 328 meter, sama tingginya dengan gedung tertinggi di Beijing. Zengdi Kongzhong pada dasarnya adalah tiga menara raksasa yang dirancang dalam konfigurasi segitiga dengan bola emas yang luar biasa ditempatkan di atasnya.
Kemegahan itu bukannya tidak disengaja, karena angka 328 sarat dengan makna. Dalam pemikiran Cina, 32 dikaitkan dengan bisnis dan 8 mewakili kemakmuran. Gabungan keduanya dapat melambangkan keberuntungan ke dalam satu gedung pencakar langit yang besar, mahal, dan sangat ikonik.
Editor : Abriandi