JAKARTA, iNewsKutai.id - Perjuangan Sertu Lugas menjadi anggota TNI patut menjadi contoh bagi generasi muda yang ingin mengabdi sebagai tentara. Menjadi tulang punggung keluarga dengan menjual gorengan dan nyambi kuli angkut pasar, Lugas justru lulus jalur bintara unggulan.
Perjuangan panjangnya menjadi anggota TNI dibagikannya saat proses wisuda mahasiwa Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) Kodiklatad, Malang, Jawa Timur. Dia menceritakan jika mimpinya mengabdi pada negara sebagai tentara sempat pupus ketika sang ayah meninggal dunia.
Jangan menjadi bintara, dia harus menjadi tulang punggung keluarga membiayai ibu dan menyekolahkan dua adiknya sejak masih duduk di bangku kelas 1 SMK. Sebagai anak sulung, dia mengambil alih tugas kepala keluarga dengan berjualan gorengan.
Kegiatan itu dilakukannya setiap sore hari sepulang sekolah. Dia bertekad dirinya dan adik-adiknya tidak boleh putus sekolah. Karena itu, usai berjualan gorengan, malam harinya Sertu Lugas beranjak ke pasar mencari penghasilan tambahan. Di sana, ia menjadi kuli angkut hingga Subuh menjelang.
"Ayah saya telah meninggal pada saat saya kelas 1 SMK, kemudian saya melanjutkan sekolah dan hidup dengan berjualan gorengan di pinggir jalan untuk menafkahi ibu dan menyekolahkan dua adik saya," ujar Lugas dalam video yang diunggah TNI AD, Kamis (24/2/2022).
"Kegiatan itu saya lakukan dari sore selepas pulang sekolah sampai dengan tengah malam. Kemudian saya lanjutkan dengan menjadi kuli angkut sayur di pasar sampai Subuh dengan imbalan yang sekedarnya," imbuhnya.
Dalam himpitan ekonomi tersebut, Sertu Lugas hampir dilanda putus asa. Pikirannya sempat mengatakan untuk berhenti saja dari sekolah lantaran hal itu malah menambah beban biaya.
Namun, mimpi menjadi anggota TNI kembali melecutnya. Tak mau menjadi beban pikiran sang ibu, dia kemudian memutuskan mendaftar diam-diam. Untuk biaya, Lugas menggadaikan motor yang biasa digunakannya menjual gorengan.
Tapi masalah ternyata belum selesai. Lugas mengaku sempa tidak percaya diri mengikuti seleksi karena berasal dari keluarga kurang mampu. Baju dan sepatu yang digunakannya pun amat tidak layak. Dia minder menyaksikan calon peserta lainnya.
Lagi-lagi, mimpi menjadi anggota TNI membuat dia mengabaikan semuanya. Lugas mengikuti satu persatu tes dengan keyakinan.
"Alhamdulillah dengan rahmat Tuhan yang maha Esa, saya dinyatakan lulus dan masuk menjadi tentara melalui jalur bintara unggulan," ungkapnya.
Mendengar cerita mengharukan itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dibuat menangis haru. Bahkan, Jenderal Dudung sampai turun dari podium menghampiri Lugas untuk sekadar memberi pelukan.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait