Bongkar Praktik Penimbunan BBM Bersubsidi di Samarinda, Polisi Sita 17 Ton Pertalite dan 4 Ton Solar
SAMARINDA, iNewsKutai.id - Polresta Samarinda kembali membongkar praktik penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam dua hari terakhir. Sedikitnya 17 ton pertalite dan 4,5 ton solar berhasil disita dari empat lokasi di Kota Tepian.
Selain itu, empat orang yang diduga pemilik gudang penimbunan BBM bersubsidi tersebut turut diamankan kepentingan penyelidikan. Mereka diduga menampung pertalite dan solar yang disedot dari SPBU menggunakan mobil dengan tangki modifikasi.
"Polresta bersama Polda Kaltim mengamankan empat TKP penimbunan BBM bersubsidi yakni dua di kawasan Palaran dan dua di wilayah hukum Polsek Samarinda Ulu serta Seberang. Jadi, yang diamankan duluan itu di palaran besoknya tiga TKP lainnya," jelas Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli saat rilis kasus di gudang BBM ilegal di kawasan Kebon Agung, Jumat (2/9/2022).
Dari gudang tersebut, polisi menyita 17.000 liter atau 17 ton pertalite yang ditampung dalam tangki berkapasitas 16 ton. Tangki tersebut tersambung dengan dengan tangki kotak berkapasitas 9.700 liter yang terisi 1000 liter atau 1 ton.
Selain itu, polisi juga menyita dua mesin alkon yang digunakan untuk menyedot BBM. Pada penangkapan yang dilakukan Rabu (31/8/2022) tersebut, satu orang yang diduga pemilik gudang berinisial PG (38) diamankan.
"TKP kedua ada di Jalan Simpang Pasir dimana kita menemukan banyak jerigen dan tandon yang digunakan untuk menampung BBM namun rata-rata sudah kosong. Yang ditemukan hanya 295 liter solar dalam jeriken," ujarnya.
Polisi juga membongkar praktik penimbunan BBM di Jalan APT Pranoto, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada Kamis (1/9/2022) sekitar pukul 15.00 WITA. Pemilik gudang pria berinisial DR (40) diamankan. Polisi juga menyita 4,5 ton solar dan dua unit alkon yang digunakan untuk menyedot.
Sementara di Jalan Pangeran Suryanata, polisi juga menangkap seorang pemilik gudang berinisial PD (64) dan mengamankan satu unit mobil Kijang LGX Diesel KT 1494 BG warna merah, 17 jerigen yang mana 15 diantaranya ukuran 10 liter solar dan dua jerigen ukuran 20 liter solar.
"Operasi ini akan terus berlanjut dan kami akan bersinergi dengan Pertamina sebagai saksi ahli. Kami mengimbau masyarakat untuk tidam melakukan penyalahgunaan BBM bersubsidi," sambungnya.
Kombes Ary menambahkan, pihaknya masih akan melakukan penelusuran asal dari BBM tersebut apakah dari SPBU atau sumber lain.
"Kami telusuri apakah merupakan dari SPBU, sehingga nantinya bisa ditentukan BBM ini merupakan kategori subsidi atau tidak. Kalau nantinya masuk unsur pidana dan unsurnya terpenuhi akan kami naikkan statusnya jadi tersangka, terkait dengan UU Cipta Kerja," imbuhnya.
Ditanya soal sasaran peenjualannya sendiri saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman. Tetapi, disebutkannya untuk TKP di Pangeran Suryanata dugaannya diambil dari SPBU. "Yang jelas aktivitas ini sudah berlangsung sekitar satu tahun belakangan terakhir. Dan semuanya masih didalami lagi," pungkasnya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait