Namun dia justru mendengar teriakan ketika dia sampai di bangunan tersebut. Kiarash juga mengatakan, beberapa perempuan yang ditahan melarikan diri. "Setiap orang dari mereka mengatakan seseorang di dalam telah terbunuh," katanya.
Kiarash lalu menunjukkan foto Mahsa kepada para perempuan itu. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa Mahsa ada di sebelahnya ketika itu terjadi.
“Saya kaget dan ketakutan. Saya bertanya kepada salah satu dari mereka tentang apa yang terjadi. Dia berkata, salah satu dari mereka telah terluka. Saya tidak percaya itu adalah Mahsa di ambulans itu. Saya berlari sampai mencapai Rumah Sakit Kasra,” katanya.
Dokter diduga memberi tahu Kiarash, saudara perempuannya menderita stroke atau serangan jantung. Belakangan terungkap bahwa para dokter mengatakan, otak Mahsa tidak lagi sadar. Dia meninggal pada Jumat (16/9/2022).
Kantor Amnesty International Timur Tengah dan Afrika Utara pun bereaksi. "Keadaan yang mengarah pada kematian mencurigakan dalam tahanan perempuan muda berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang mencakup tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya dalam tahanan, harus diselidiki secara kriminal," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait