6. Tidak Mengambil Pelajaran dari Kematian
Kematian adalah nasihat terbaik. Seperti disabdakan Nabi, liang kubur merupakan awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (azab)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Jika ia tidak selamat dari nya maka selanjutnya akan lebih berat.
Namun seringkali banyak yang ikut menguburkan jenazah namun tidak mengambil pelajaran darinya. Selesai menguburkan jenazah, tidak ada sesuatu yang membekas padanya.
Untuk menghindari enam perkara tersebut dan menjaga agar hati tetap bersih, berikut pesan Rasulullah SAW :
عَنِ ابن عُمَرَ رَضَيِ اللٌهُ عَنهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلَيِ عَلَيهِ وَسَلٌمَ اِنٌ هذِهِ القُلُوبَ تَصدَأ الحَدِيدُ اِذَا أصَابَهُ المَاءُ، قِيلَ يَارَسُولَ اللٌهِ وَمَا جِلآوُهَا ؟ قَالَ كَثُرَةُ ذِكرِ الَموتِ وَتلآوَةُ القُرانِ. (رواه البيهقي في شعب الإيمان)
"Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air." Beliau ditanya "Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya? Rasulullah bersabda: "Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur'an." (HR Al-Baihaqi).
Demikian enam perkara yang merusak hati. Naudzubillah min Dzalik
(Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul : Rusaknya Hati Bermula dari 6 Perkara Ini, Nomor 5 Sering Tak Disadari)
Editor : Abriandi
Artikel Terkait