JAKARTA, iNewsKutai.id - Leukimia menjadi penyakit kanker yang paling banyak diderita anak-anak khususnya di Indonesia. Paparan radiasi, zat kimia, dan genetik diduga menjadi faktor pemicu.
Berdasarkan data dari Globocan 2022 jumlah kanker anak sekitar 11.000 atau 2-3% dari total kanker. Leukemia jadi salah satu jenis kanker terbanyak dialami karena terlambat dideteksi.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Biro Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia mendorong orang tua melakukan pencegahan dini penyakit kanker leukimia pada anak.
"Saat ini hanya ada sekitar 3.800 anak dapat ditangani karena deteksi yang terlambat dilakukan," kata dr Nadia dikutip dari Sindonews, Rabu (15/2/2023).
Menurutnya, tindakan pencegahan kanker pada anak bisa dilakukan dengan CERDIK. Mulai dari Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok dengan menghindari paparan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup serta Kelola stres.
Meski demikian, sejauh ini Kemenkes belum dapat menyimpulkan penyebab kanker pada anak-anak. Paparan zat kimia, genetik, radiasi dan virus diduga menjadi pemicu utama.
Selain itu, kanker pada anak belum bisa dicegah dan tidak semuanya dapat terdeteksi sejak dini.
Leukemia atau kanker darah sendiri ditandai dengan gejala anak rewel, lemah, pucat, demam tanpa sebab yang jelas, nafsu makan menurun, pendarahan kulit, terjadi pembesaran limpa, hati dan kelenjar getah bening, pembesaran buah zakar, nyeri tulang membuat anak-anak tidak mau berdiri atau berjalan.
Melansir American Cancer Society bahwa faktor risiko lingkungan adalah pengaruh dari sekitar seperti radiasi dan bahan kimia tertentu, yang meningkatkan risiko terkena penyakit kanker leukemia.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait