Erik ngangon atau menggembalakan sapi di sekitar rumah orang tuanya. (foto: ist)
Namun, bukan perkara mudah untuk lolos seleksi. Erik sudah mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari untuk mengikuti seleksi penerimaan polisi. Dia menempa fisiknya dengan latihan fisik dan pengetahuan umum.
"Latihan fisik pagi sebelum berangkat sekolah. Lari, push up, pull up, sit up dan renang. Pokoknya sudah disiapkan sejak lama sehingga tidak ada kendala," ujar casis asal pengiriman Polres Kukar itu.
Di sela latihan fisiknya tersebut, Erik tetap menyempatkan waktu membantu kedua orang tuanya. Di sore hari sepulang sekolah, dia ngangon sapi milik orang lain yang dititipkan untuk dipelihara.
Jelang pendaftaran, Erik juga mengikuti bimbingan penerimaan Polri yang digelar Polres dan Dispora Kukar. Selama 20 hari, dia dan puluhan peserta lainnya digembleng secara fisik.
Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan bimbingan CAT akademi, psikotes, kesehatan dan jasmani. "Kami dibimbing oleh Polres Kukar dan Dispora secara gratis. Jadi ketika seleksi, tidak terlalu kaget dengan tes yang diikuti," ucapnya.
Dia pun mengaku jika tes penerimaan polisi tidak seseram bayangan selama ini. Menurutnya, kunci keberhasilannya adalah kerja keras. Dia pun mempercayai jika seleksi berjalan transparan dan akuntabel.
"Saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Saya daftar bahkan tidak didampingi orang tua sampai dinyatakan lulus. Biar ini jadi kabar gembira buat orang tua saya," pungkasnya.
Nuryati, ibu Erik mengaku sangat bahagai putranya bisa lulus sebagai casis polisi. Dia pun berharap anaknya bisa hidup lebih baik dari dirinya yang hanya penjaga kebun.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait