JAKARTA, iNewsKutai.id - Peretasan WhatsApp (WA) masih menjadi topik hangat. Terbaru, terungkap jika hacker bisa meretas nomor WA melalui akun Facebook.
Portal berita CNA melaporkan, taktik penipuan baru yang menyebabkan akun WhatsApp diretas ini menggunakan modus tautan link daftar pekerjaan palsu di Facebook.
Korban akan diinstruksikan untuk mengunduh file Android Package Kit (APK) melalui WhatsApp yang kemudian dapat mencuri data pribadi pengguna.
"Korban melihat lowongan pekerjaan di Facebook dan menghubungi nomor WhatsApp yang diberikan. Tanpa sepengetahuan korban, file APK tersebut berisi perangkat lunak Malware yang memungkinkan penipu mengekstrak data dari ponselnya,"tulis CNA dalam laporannya dikutip Senin (6/5/2024).
Korban mengunduh file Android Package Kit (APK) melalui WhatsApp dengan tujuan mendapatkan data pribadi mereka. Setelah menginstal perangkat lunak Malware, layar ponsel akan tertutup dan mereka kemudian kehilangan kendali ponsel tersebut.
"Dalam beberapa kasus, aplikasi WhatsApp dihapus dari ponsel dan korban baru menyadari akun WhatsApp miliknya telah diretas ketika ada kontak yang melaporkan menerima pesan yang menyatakan korban ingin meminjam uang,” ujarnya.
Polisi pun menyarankan masyarakat untuk menggunakan fitur verifikasi dua langkah pada akun WhatsApp masing-masing. Selain itu, kata dia, masyarakat juga diminta berhati-hati terhadap permintaan yang tidak wajar meski dikirimkan melalui kontak WhatsApp.
Masyarakat juga diimbau hanya mengunduh aplikasi resmi seperti Google Play Store atau Apple App Store.
“Penting juga untuk memastikan bahwa ponsel, komputer, dan perangkat lain dipasangi perangkat lunak anti-virus yang diperbarui,” katanya.
Menurut polisi, jika korban merasa ditipu, mereka harus mengaktifkan mode penerbangan dan memeriksa apakah Wi-Fi dimatikan.
Korban juga harus menjalankan pemindaian anti-virus di ponselnya dan memeriksa apakah ada transaksi tidak sah di rekening banknya atau Singpass dari perangkat lain.
"Sebagai tindakan pencegahan lebih lanjut, pengguna dapat mempertimbangkan untuk mengatur ulang ponsel dan mengubah kata sandi penting,” tulis laporan tersebut.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com
Editor : Abriandi
Artikel Terkait