LONDON, iNewsKutai.id - Konflik Ukraina vs Rusia tampaknya semakin sulit berakhir dalam waktu dekat. Pasalnya, sejumlah tentara bayaran maupun sukarelawan asing sudah mulai terjun ke medan pertempuran.
Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan pejuang Timur Tengah turut bertempur di Ukraina. Jumlahnya diklaim mencapai 16.000 orang.
Namun, Putin membantah jika pejuang tersebut merupakan tentara bayaran. Sebaliknya, dia menyatakan jika keterlibatan dalam perang adalah panggilan untuk membela rakyat Donbass dan Donestk.
"Ada orang-orang yang ingin datang atas kemauan sendiri, bukan karena uang, untuk membantu warga Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang diinginkan dan membantu sampai ke zona konflik," kata Putin, dalam rapat Dewan Keamanan Nasional Rusia, Jumat (11/3/2022).
Sementara itu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, para relawan Timur Tengah segera datang untuk berperang bersama pejuang yang didukung Rusia di Donbass, wilayah Ukraina yang memisahkan diri. Tak disebutkan negara asal dari para pejuang itu.
Pada kesempatan itu Shoigu juga mengusulkan agar rudal anti-tank dan anti-pesawat Javelin dan Stinger buatan negara Barat hasil sitaan dari pasukan Ukraina diberikan kepada pejuang Donbass. Putin pun memberi persetujuan atas usulan sang menteri.
"Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia, tentu saja saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk. Tolong laksanakan ini," kata Putin kepada Shoigu.
Lebih lanjut Shoigu mengatakan, militer Rusia akan memperkuat perbatasan sebagai respons atas peningkatan aktivitas militer negara-negara Barat di perbatasan negaranya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait