SAMARINDA, iNewsKutai.id - Pemkot Samarinda berencana merelokasi lima kepala keluarga (KK) dari lokasi rawan bencana tanah longsor di Jalan Belimau, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara.
Relokasi dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di mana empat warga tewas tertimbun setelah tanah longsor menerjang rumah mereka pada Senin (12/5/2025) pagi.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun secara tegas mengeluarkan larangan bagi warga yang masih bertahan di sekitar lokasi longsor Jalan Belimau. Dia meminta warga pindah potensi longsor susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Menurutnya, struktur tanah di kawasan tersebut memang tidak ideal untuk pemukiman karena terdiri dari pasir dan lempung, yang sangat rawan pergeseran saat musim hujan.
"Kita minta warga mempelajari lingkungan sekitarnya. Banyak bukit di Samarinda dan Kaltim yang menyimpan air di dalam tanah. Itu bisa jadi ancaman,"kata Andi Harun di lokasi bencana, Selasa (13/5/2025).
Pemkot Samarinda, lanjutnya, akan memfasilitasi relokasi sementara bagi lima kepala keluarga yang sebelumnya bermukim di area rawan tersebut. Biaya sewa tempat tinggal selama enam bulan akan ditanggung oleh Pemkot Samarinda.
Andi Harun bersama Wakil Wali Kota, Saefuddin Zuhri sebelumnya langsung turun tangan mengevakusi korban tragedi tanah longsor di Jalan Belimau. Dua korban terakhir yakni Nurul Sakira (17) dan Fitri (14) ditemukan meninggal dunia.
Sehari sebelumnya, ibu dan kakak korban, Hamdana (55) serta Nasrul (24) juga ditemukan tewas tertimbun. Tanah longsor ini diduga dipicu hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pada Senin dinihari hingga pagi.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait