JAKARTA, iNewsKutai.id – Obesitas kini menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang semakin mengkhawatirkan, terutama di era modern dengan gaya hidup yang serba instan.
Pola makan tidak sehat, minimnya aktivitas fisik, serta kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula menjadi pemicu utama peningkatan berat badan berlebih yang berisiko menimbulkan berbagai penyakit kronis.
Makanan Viral dan Gaya Hidup Instan Picu Lonjakan Obesitas
Popularitas makanan manis kekinian dan minuman viral yang beredar luas di media sosial turut berkontribusi pada pola konsumsi tinggi kalori. Dessert box, boba, croffle, dan minuman kopi susu dengan pemanis tambahan menjadi favorit banyak orang, terutama generasi muda.
Sayangnya, konsumsi berlebihan tanpa kontrol dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh yang berujung pada obesitas. Menurut laporan Mayo Clinic (25 April 2025), obesitas adalah kondisi medis kompleks yang terjadi akibat akumulasi lemak tubuh secara berlebihan.
Ini bukan sekadar persoalan estetika, tetapi juga menjadi pemicu berbagai penyakit kronis seperti:
- Penyakit jantung dan stroke
- Diabetes tipe 2
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Dislipidemia (kolesterol tinggi)
- Penyakit hati (liver)
- Sleep apnea dan gangguan tidur lainnya
- Beberapa jenis kanker (misalnya kanker usus besar dan payudara)
- Osteoartritis akibat tekanan berlebih pada sendi
Selain dampak fisik, obesitas juga berdampak pada kesehatan mental. Individu dengan berat badan berlebih lebih rentan mengalami stres, gangguan citra tubuh (body image issues), hingga depresi.
Stigma sosial dan diskriminasi terhadap orang dengan obesitas juga memperburuk kondisi mental, yang dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
5 Cara Mudah Mencegah Obesitas
Berdasarkan panduan dari Very Well Health serta sejumlah penelitian medis terkini, berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah obesitas secara efektif:
1. Hindari Makanan Ultra-Proses
Makanan olahan seperti keripik, sosis, nugget, roti putih, dan makanan instan cenderung tinggi lemak trans, garam, dan gula tambahan. Penelitian tahun 2019 dari NIH menunjukkan bahwa pola makan berbasis makanan ultra-proses dapat meningkatkan asupan kalori harian hingga 500 kalori lebih banyak dibandingkan makanan utuh (whole foods).
Makanan utuh seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan protein nabati seperti tempe dan tahu bisa menjadi alternatif.
2. Batasi Konsumsi Gula Tambahan dan Pemanis Buatan
Gula berlebih, baik dari makanan maupun minuman, adalah penyebab utama lonjakan berat badan. WHO menyarankan agar asupan gula tambahan dibatasi tidak lebih dari 10% dari total kalori harian, atau setara dengan maksimal 24 gram per hari untuk wanita dan 36 gram per hari untuk pria
Patut dicatat, saat ini banyak produk dengan label “rendah lemak” justru mengandung gula tinggi untuk meningkatkan rasa.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait