MOSKOW, iNewsKutai.id - Rusia tampaknya mulai berang dengan langkah sejumlah anggota NATO yang terus mengirimkan pasokan senjata dan amunisi ke Ukraina. Kremlin menyatakan jika konvoi transportasi yang memasuki Ukraina adalah target sah untuk dihancurkan.
Terbaru, Slovakia menyatakan akan mengirim rudal pertahanan S-300 ke Ukraina setelah Amerika Serikat menjanjikan senjata pengganti yakni rudal patriot. Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov memperingatkan jika hal tersebut berisiko memicu konfrontasi militer langsung antara Rusia dengan AS.
“Mereka bisa menggiring AS dan Federasi Rusia ke jalur konfrontasi militer langsung. Setiap pasokan senjata dan peralatan militer dari Barat, yang dilakukan oleh konvoi transportasi melalui wilayah Ukraina, adalah target militer yang sah bagi angkatan bersenjata kami," ancam Antonov dikutip dari Newsweek.
Menurut dia, sejak serangan 24 Februari, negara-negara NATO dan sekutu memang menahan diri untuk tidak terlibat secara militer dalam konflik, namun mereka terus menyediakan senjata dan amunisi untuk Ukraina.
"(Negara-negara Barat) terlibat langsung dalam peristiwa saat ini, (menghasut) pertumpahan darah lebih lanjut,” kata Antonov, seraya menegaskan tindakan itu berbahaya dan provokatif.
Antonov juga mengatakan, kerja sama militer Ukraina dengan NATO sudah dimulai jauh sebelum dimulainya operasi militer khusus. Ukraina, kata dia, sudah dibanjiri persenjataan dari Barat, bahkan Presiden Volodymyr Zelensky juga mengumumkan rencana negaranya memperoleh senjata nuklir.
Pernyataan Antonov itu tampaknya merujuk pada pidato Zelensky di Konferensi Keamanan Munich, Jerman, pada 19 Februari atau 5 hari sebelum serangan Rusia.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba pada Kamis lalu mendesak negara-negara NATO untuk terus menyediakan senjata. Dia menegaskan, Ukraina tidak hanya membela diri tapi juga membantu keamaan NATO.
NATO secara konsisten menolak untuk mengabulkan permintaan Zelensky menerapkan zona larangan terbang di wilayah udara Ukraina karena tindakan itu bisa memicu konfrontasi terbuka dengan Rusia.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait