JAKARTA, iNewsKutai.id - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) menyatakan lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara sangat rawan dari segi pertahanan.
Letak ibu kota baru juga ternyata dekat dengan pangkalan militer negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China. Bahkan, wilayah tersebut masuk dalam jangkauan rudal hipersonik.
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengungkapkan, kerentanan tersebut terungkap setelah pihaknya melakukan penelitian dan menemukan fakta jika ada kecenderungan labil terhadap perang yang melibatkan IKN. Jika melihat dari kondisi geografisnya, ke depan sangat mungkin terjadi perang di ibu kota tersebut.
"Kecenderungan perang di ibu kota itu terjadi pada ibu kota negara yang letaknya sangat dekat dengan perbatasan-perbatasan darat, sangat dekat dengan pelabuhan. Semakin dekat dengan pelabuhan utama, semakin dekat dengan perbatasan, maka kecenderungan perang ibu kotanya semakin meningkat," kata Andi dalam webinar dengan tema 'IKN dalam dinamika keamanan regional dan refleksi identitas Global Indonesia,' Kamis (12/5/2022).
Dia mencontohkan Kota Jakarta yang memiliki pelabuhan besar memiliki kecenderungan terjadi perang di ibu kota negara. Namun lokasi Jakarta yang jauh dari perbatasan daratan dengan negara lain, membuat kemungkinan itu cenderung menjauh.
"Misal Jakarta kecenderungannya meningkat karena ada Tanjung Priok, tapi kecenderungannya kecil karena berbatasan daratnya jauh," katanya.
Kalau nanti di Nusantara, kecenderungan meningkatnya karena mendekati perbatasan darat. Kemudian pelabuhan terdekatnya yang terbesar, Makassar dan Morowali. Andi lebih detail melihat topografi ketika terjadi perang di ibu kota negara akan bersifat perang dirgantara. Hal itu lantaran kondisi sekitar Nusantara yang dinilai lebih memungkinkan adanya perang udara dibanding darat dan laut.
"Dengan melihat topografi ini, pertempuran pertama dan utama di ibu kota Nusantara, sifatnya pertempuran dirgantara, pertempuran udara," ucapnya.
Tantangan yang dihadapi, lokasi Nusantara berada di radius serangan rudal hipersonik dari negara-negara besar. Sementara sampai saat ini, belum ada negara yang mampu menghentikan jenis rudal tersebut.
"Tantangan utama kita, kerawanan pertahanan Nusantaranya yang utama, masuk ke radius rudal hipersonik negara-negara besar. Rudal hipersonik ini bagi saya ancaman utama untuk gelar Nusantara. Jangankan kita, negara seperti Amerika Serikat, NATO, maupun China, sampai saat ini tidak punya kemampuan untuk menangkal rudal itu," tuturnya.
Selain itu, Nusantara juga relatif memiliki jarak yang cukup dekat dengan Pangkalan-pangkalan militer negara besar. "Terutama di utara kita," katanya.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait