MINSK, iNewsKutai.id – Ekspansi NATO ke ke kawasan Nordik tidak membuat Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) gentar. Sebaliknya, meski hanya beranggotakan enam negara, aliansi pertahanan yang dibentuk Rusia itu menyatakan memiliki kapasitas yang cukup untuk menanggapi setiap potensi ancaman yang datang.
Saat ini, CSTO hanya beranggotakan Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, dan Rusia sebagai pelopor. Jumlah tersebut tidak ada apa-apanya dibanding anggota NATO yang mencapai 30 negara.
Beberapa di antaranya merupakan negara adidaya seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman. Terbaru, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Terkait ekspansi NATO kawasan Nordik tersebut, Sekretaris Jenderal CSTO, Stanislav Zas menyatakan yakin bisa mengimbangi perkembangan NATO lantaran blok pertahanan tersebut terus berkembang ke arah timur.
“Kami memiliki kekuatan dan sarana yang cukup untuk bereaksi terhadap potensi ancaman yang pasti akan muncul dalam situasi ini,” kata Sekretaris Jenderal CSTO, Stanislav Zas, kepada saluran televisi Belarus 1, Minggu (22/5/2022).
Tokoh militer Belarusia itu mengatakan, saat ini tidak ada agenda pemusatan pasukan CSTO. Namun, Zas mengatakan jika CSTO melihat penambahan dua negara Skandinavia itu ke NATO sebagai sumber ketegangan. Karenanya, aliansi militer negara-negara pasca-Soviet tersebut akan terus memantau situasi di kawasan.
“Tentu saja, kami melihat ekspansi (NATO ke Finlandia dan Swedia) itu sebagai pemicu ketegangan dan militerisasi lebih lanjut di kawasan. Itu tidak akan meningkatkan keamanan, termasuk di negara-negara NATO,” katanya.
Finlandia dan Swedia sebelumnya telah mengajukan secara resmi pendaftaran untuk keanggotaan di NATO. Selama beberapa dekade, terutama di era Perang Dingin, Helsinki dan Stockholm memilih jalur netral dengan tidak memihak Blok Barat maupun Blok Timur.
Namun, sejak Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Finlandia dan Swedia berusaha merapat ke NATO. Kedua negara itu ingin memperoleh jaminan keamanan dari Barat atas potensi serangan Moskow ke wilayah mereka.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait