WASHINGTON, iNewsKutai.id - Amerika Serikat (AS) boleh saja agresif membantu Ukraina dengan pasokan beragam senjata canggih untuk melawan invasi Moskow. Namun, Washington tidak akan mengirimkan peralatan militer seperti rudal jarak jauh yang bisa menjangkau wilayah Rusia.
Sebaliknya, bantuan persenjataan yang diberikan hanya bersifat pertahanan seperti rudal antitank Javelin, rudal antipesawat stinger, radar, sistem roket, serta yang terbaru Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS).
Seorang pejabat senior pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, persenjataan yang disediakan tidak akan menyeret AS dalam perang. Alasannya, rudal yang dikirim tidak akan digunakan untuk menyerang ke wilayah Rusia.
Pejabat tersebut mengatakan sudah mendapat jaminan dari Kiev jika bantuan senjata khususnya rudal tidak akan digunakan untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia. Jaminan itu untuk memastikan Amerika Serikat tidak terseret dalam konflik terbuka dengan militer Rusia.
"Sistem ini akan digunakan oleh Ukraina untuk mengusir langkah maju Rusia di wilayah Ukraina. Tetapi senjata itu tidak akan digunakan pada target di wilayah Rusia," kata pejabat AS itu kepada wartawan.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden kembali berjanji akan memberi Ukraina roket-roket canggih. Langkah itu diharapkan dapat membantu Kiev memaksa Moskow berunding untuk mengakhiri perang.
"Kami telah bergerak cepat untuk mengirim sejumlah besar persenjataan dan amunisi ke Ukraina. Sehingga dapat bertarung di medan perang dan berada dalam posisi sekuat mungkin di meja perundingan," tulis Biden dalam sebuah opini di New York Times, Selasa (31/5/2022).
Bantuan yang akan diberikan berupa rudal antitank Javelin, rudal antipesawat Stinger, artileri yang kuat dan sistem roket presisi, radar, kendaraan udara tak berawak, helikopter Mi-17, dan amunisi. Amerika juga akan mengirimkan lagi bantuan keuangan bernilai miliaran dolar AS ke Ukraina.
Janji pengiriman senjata terbaru AS untuk Ukraina itu menyusul gerak maju Rusia untuk merebut wilayah Donbas timur. Gubernur regional Serhiy Gaidai pada Selasa mengatakan, pasukan Rusia kini telah menguasai sebagian besar kota industri timur Sievierodonetsk di Luhansk, salah satu dari dua provinsi di Donbass.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait