Bukan hanya kemampuan bertempur yang terus diasah, Yati Arudji juga menguatkan para anggotanya melalui berbagai buku bacaan, salah satunya "Sarinah" karya Bung Karno. Hal ini sebagai upaya untuk terus membangkitkan semangat anggota Laswi dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, di tengah desingan peluru di garis depan.
Upaya Yati Arudji membentuk Laswi tak sedikit mengalami hambatan. Laswi terbentuk di tengah stigma masyarakat, yang melihat wanita tak pantas memakai celana, duduk di atas truk, dan mengangkat senjata untuk bertempur di garis depan.
Bahkan, banyak orang tua yang tidak rela anak-anak perempuannya harus berada di tengah medan pertempuran, yang bukan hanya bisa mencerabut nyawa dari raga, namun juga menjadi incaran para lelaki jahat.
Berbagai tantangan bagi kaum perempuan ini, dengan penuh keyakinan dihadapi Yati Arudji bersama para anggota Laswi. Keteguhan, keberanian, dan ketulusan hati untuk terus menegakkan kemerdekaan Indonesia, telah mampu dibuktikan para anggota Laswi dengan menuntaskan perjalanannya di garis depan pertempuran.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait