BANDUNG, iNewsKutai.id - Fakta mencengangkan terungkap dari hasil survei perilaku remaja di Kota Bandung. Data menunjukkan jika 56 persen anak di bawah umur di Kota Kembang diduga sudah melakukan hubungan seks dengan lawan jenis.
Hal itu terungkap dalam Diskusi Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB), Senin (4/7/2022). Disebutkan jika data itu berdasarkan hasil survei wawancara yang dilakukan di salah satu wilayah di Kota Bandung pada tahun 2021.
Survei mengambil sampel sebanyak 60 orang secara acak. Dari wawancara tersebut, didapati sebanyak 56 persen remaja di bawah umur telah melakukan hubungan intim.
"Mayoritas disebabkan karena pergaulan. Mereka bergaul dengan orang dewasa dan mencoba melakukan hubungan seksual, " kata Praktisi Kesehatan dr Elvine Gunawan, dalam diskusi.
Menurut dia, dari data tersebut, sebanyak 56 persen remaja yang sudah berhubungan intim masih di bawah usia 15 tahun. Lebih miris lagi, ada yang sudah melakukan aktivitas seksual layaknya orang dewasa itu di usia 10 tahun. Tetapi rata rata remaja pada usia 14 tahun.
Akibat hubungan intim itu, beberapa mengalami hamil di bawah umur. Beberapa kasus terpaksa melakukan pernikahan dini. Sementara, secara usia mereka belum siap menjadi ibu rumah tangga. Apalagi membesarkan anak.
Rendahnya pengetahuan seks sejak dini menjadi penyebab mereka melakukan hubungan intim. Mereka tidak tahu jika hubungan intim bisa menyebabkan kehamilan.
"Ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan stunting terus terjadi. Bagaimana stunting akan diatasi kalau pernikahan dini masih terjadi. Karena usia di bawah umur dia belum bisa ambil keputusan seperti apa," ujar dia.
Menurut dia, stunting sangat ditentukan ketika 1.000 hari kehamilan dan masa keemasan. Sementara jika ibu yang mengandung masih di bawah umur, dia khawatir pengetahuan tentang membesarkan anak masih sangat rendah. Sehingga anak dibiarkan tumbuh apa adanya.
"Jadi ini adalah masalah semua pihak. Baik lembaga pendidikan dan lainnya. Karena selama pendidikan hanya lulus SMP maka nikah dini akan terjadi terus," ucap dia.
Editor : Abriandi