Waspada Jika Telapak Tangan Berkeringat Disertai Gejala Medis Ini, Bisa Jadi Tanda Serangan Jantung

JAKARTA, iNewsKutai.id - Keringat dingin di tangan atau telapak tangan berkeringat mungkin hal umum bagi beberapa orang. Hal tersebut juga tidak lantas menjadi tanda penyakit jantung. 

Namun, penting untuk mengetahui gejala penyakit serius dari kondisi telapak tangan berkeringat dingin. Pasalnya, tangan yang selalu keluar keringat dingin bisa menunjukkan tanda cedera atau penyakit yang signifikan, seperti serangan jantung. 

Melansir dari berbagai sumber, secara umum seseorang mengalami keringat dingin, seperti di tangan, ketiak atau kaki. Stres dalam tubuh bisa menyebabkan keringat dingin dan apa yang dilakukan untuk mengatasi keringat dingin tergantung pada penyebabnya.

"Keringat dingin merupakan respons terhadap stres dalam tubuh. Mereka adalah gejala dari masalah lain, seperti syok atau infeksi, yang perlu diidentifikasi dan diobati," keterangan verywell dalam website, dikutip Sabtu (9/7/2022)

Namun perlu dipahami, keringat dingin adalah gejala utama dari kondisi yang mengancam jiwa ini. Bila anda mengalami beberapa gejala seperti ini;

- Rasakan detak jantung yang tiba-tiba dan cepat
- Rasakan denyut nadi lemah
- Terdengar napas cepat lebih dari 20 kali per menit
- Terlihat kulit pucat
- Merasa lemah atau pusing saat duduk atau berdiri
 
Sementara setiap infeksi yang membuat demam, dapat menyebabkan keringat dingin. Demamnya mengalami naik turun, tapi kasus infeksi sangat parah atau disebut sepsis bisa menyebabkan syok dan keringat dingin. 

Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan syok septik meliputi; 

- Pneumonia , infeksi pada kantung udara di paru-paru 
- Infeksi saluran kemih Infeksi bakteri pada luka atau luka 
- Infeksi saluran pencernaan, seperti  radang usus buntu atau E.coli 

Harus diingat tangan selalu keluar keringat dingin bukanlah masalah sebenarnya. Perlu diwaspadai bisa jadi tanda atau gejala dari penyakit tertentu, maka mengenali penyebab keringat dingin, membantu mengidentifikasi masalah sebelum menjadi lebih serius.

Editor : Abriandi