JAKARTA, iNewsKutai.id - Salju abadi di puncak Jayawijaya Papua diprediksi akan hilang dalam tiga tahun kedepan atau pada 2025 mendatang. Hal ini menyusul pemanasan global yang tidak terkendali.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, hingga saat ini, gletser atau lapisan es di Puncak Jayawijaya, hanya tersisa sekitar 2 kilometer persegi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gletser di Puncak Jayawijaya awalnya mencapai sekitar 200 km persegi. Namun kini hanya tersisa sekitar 2 persen saja di bagian puncak.
“Gletser di Puncak Jayawijaya berdasarkan hasil riset BMKG saat ini tinggal kurang lebih 2 km persegi atau 1 persen dari luas awalnya sekitar 200 km persegi," kata Dwikorita di Rakornas BMKG, Senin (8/8/2022).
"BMKG juga memprediksi gletser tersebut akan punah, mencair di sekitar tahun 2025-2026,” ucap Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita mengatakan perubahan iklim juga berakibat pada ancaman terhadap ketahanan pangan di wilayah Indonesia.
Berbagai cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi mengakibatkan kegiatan pertanian dan perikanan semakin rentan untuk terganggu, gagal dan bahkan mengancam produktivitas hasil panen dan tangkap ikan, serta mengancam keselamatan para petani dan nelayan.
“Dikhawatirkan ancaman terhadap ketahanan pangan dapat berakibat pula pada terganggunya kedaulatan pangan,” kata Dwikorita.
Editor : Abriandi