get app
inews
Aa Read Next : Gara-gara Foto di Aplikasi Lebih Cantik, Cewek MiChat Ditusuk Pelanggan

Biaya Hidup Makin Mahal Akibat Inflasi, Perempuan Inggris Banting Setir Jadi PSK

Jum'at, 02 September 2022 | 13:22 WIB
header img
Inflasi tinggi membuat banyak perempuan Inggris menjadi PSK. (Foto: Istimewa/dok. Okezone)

LONDON, iNewsKutai.id - Inflasi tinggi mulai berdampak negatif pada tatanan kehidupan masyarakat Inggris. Meroketnya harga membuat warganya putar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tidak sedikit perempuan Inggris yang kemudian banting setir menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Peningkatan jumlah PSK ini dikonfirmasi English Collective of Prostitution yang menunjukkan lonjakan data dalam beberapa bulan terakhir. 

Mereka menyatakan, peningkatan jumlah PSK diakibatkan situasi sulit di Inggris akibat inflasi yang tidak terkendali. Keputusasaan membuat mereka mengambil keputusan menjadi pemuas pria hidung belang. 

“Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita untuk menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online. Secara keseluruhan kami melihat mereka mengambil (pekerjaan itu) dari kondisi yang putus asa," ujar salah satu juru bicara English Collective of Prostitution, Niki Adams, sebagaimana dilansir Sky News, Kamis (1/09/2022).

Sebagaimana diketahui, tingkat inflasi di Inggris saat ini telah mencapai 10 persen, yang merupakan level tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Kondisi itu membuat harga kebutuhan masyarakat, terutama terkait energi dan makanan, melonjak tajam, sehingga nyaris tak terjangkau.

Sebuah badan amal yang mendukung segala upaya perlindungan untuk kalangan wanita, Beyond the Streets, mengklaim bahwa banyak orang putus asa sehingga mengambil jalan pintas dengan menjadi PSK. Secara realistis dan pragmatis, langkah itu dilakukan demi dapat bertahan dari tekanan biaya hidup yang semakin mahal.

Kini, Beyond the Streets aktif merangkul dan mendampingi wanita-wanita tersebut untuk dapat menemukan jalan keluar dari tekanan yang dialaminya tersebut, terutama dalam hal kebutuhan ekonomi yang sifatnya mendasar.

“Kami menyebutnya demikian karena itu satu-satunya pilihan yang dapat dibuat para wanita ini untuk bertahan hidup. Itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yaitu agar memiliki cukup uang untuk makan dan sewa (tempat tinggal)," ujar salah satu relawan di Beyond the Streets, Nikki McNeill, sebagaimana dilansir Sky News, Kamis (1/09/22). 
 
Salah satu contoh nyata dari kelompok wanita yang dikisahkan McNeill tadi, adalah Niki Adam, seorang ibu dengan empat anak yang kini memilih menjadi PSK usai kehilangan pemasukan dan tidak masuk dalam daftar salah satu penerima bantuan tunai di Inggris.

“Mereka didorong kembali ke sana karena mereka kehilangan apa yang disebut sebagai pekerjaan 'yang benar’ selama COVID, atau mereka tidak mampu mencukupi apa yang mereka butuhkan dalam bertahan hidup," ujar Niki, dalam laporan yang sama.

Tentu saja, semakin banyaknya wanita yang memutuskan menjadi PSK ini menjadi permasalahan baru yang timbul seiring lonjakan inflasi yang terjadi. Sebab, banyak dari mereka yang akhirnya tak mampu melindungi diri dari kekerasan dan eksploitasi. Bahkan, seringkali para PSK wanita ini berada di lingkungan pekerjaan yang membahayakan nyawa mereka.

Untuk mencoba melindungi dirinya atas ancaman kejahatan tersebut, sebagian wanita ini melakukan pekerjaannya melalui platform online. Salah satunya yaitu platform OnlyFans. Namun, hal ini justru memantik risiko lebih jauh, di mana data diri mereka jadi sangat rentan untuk diretas. 

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut