BEIJING, iNewsKutai.id - Ancaman China untuk menanggapi dengan keras isu kemerdekaan Taiwan bukan isapan jempol belaka. Buktinya, Beijing sudah mengidentifikasi 183 target strategis militer Taipei.
Tidak hanya militer, China sudah mengindentifikasi 3.317 target potensial lainnya yang mencakup infrastruktur pemerintah hingga sektor transportasi seperti pelabuhan dan kereta api.
Hal itu terungkap dalam laporan yang diterbitkan awal pekan ini oleh senior research fellow Christine McDaniel dan Weifeng Zhong dari George Mason University's Mercatus Center.
Laporan itu menganalisis sekitar 294.100 tempat menarik (POI) yang berbasis di Taiwan yang ditemukan oleh kelompok riset New Kite Data Labs dalam alamat IP China.
"Dengan beberapa insiden keamanan siber berbahaya antara Agustus 2019 dan Oktober 2021 yang menargetkan Amerika Serikat," bunyi laporan tersebut.
Para peneliti Mercatus Center secara khusus berfokus pada empat kategori tempat menarik yang lebih mungkin menjadi kepentingan militer karena lokasi tersebut secara strategis penting dan rentan dalam konflik kinetik.
Mereka menyatakan total ada 3.500 target potensial yang sudah diidentifikasi China termasuk 183 POI terkait dengan militer Taiwan, 341 terkait dengan transportasi, 550 terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan 2.397 terkait dengan pemerintah.
"POI itu komprehensif, dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah Taiwan, termasuk di daerah yang jarang penduduknya. Data menunjukkan bahwa setidaknya satu entitas China, mungkin entitas yang berafiliasi dengan pemerintah, memperhatikan berbagai lokasi penting secara ekonomi dan militer di pulau itu," bunyi laporan tersebut
Tempat-tempat menarik militer yang disebutkan dalam laporan itu termasuk Brigade Haifeng Angkatan Laut Taiwan, sebuah depot amunisi di Cishan yang terletak di dekat kota selatan Kaohsiung, markas Komando Polisi Militer Taiwan, dan Pusat Pelatihan Logistik Angkatan Darat.
Pusat transportasi berlabel tempat menarik termasuk Bandara Internasional Taoyuan, stasiun Taichung dari Taiwan High Speed Rail dan Pelabuhan Kaohsiung.
Membahas data dalam komentar yang dikirim ke Newsweek, Jumat (2/9/2022), McDaniel dan Zhong mengatakan; "Entitas yang mengkurasi kumpulan data telah memberi label masing-masing dari hampir 300.000 lokasi dengan jenisnya.
Bruce Jones, mantan pejabat PBB dan penasihat Departemen Luar Negeri AS yang sekarang menjabat sebagai direktur Brookings Institution's Project on International Order and Strategy serta sebagai senior fellow di Center for East Asia Policy Studies, juga memperingatkan tentang kerentanan dari koneksi bawah air.
"Gangguan ke Taiwan akan jauh lebih besar daripada gangguan ke China karena China memiliki banyak kabel lain ke setiap bagian dunia lainnya," kata Jones, yang menjabat sebagai peninjau untuk laporan Mercatus Center.
"Jadi, China dapat menimbulkan kebingungan dan kerumitan substansial di Taiwan dengan hanya biaya yang relatif rendah untuk operasinya sendiri."
Editor : Abriandi