SAMARINDA, iNewsKutai.id - Minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Kaltim masih cukup tinggi. Buktinya, sepanjang semester I 2022, sebanyak 19 negara tercatat melakukan investasi di Benua Etam.
Ada tiga negara yang menjadi investor terbesar yakni Malaysia, Singapura, dan China. Negeri Jiran Malaysia tercatat berada di urutan pertama dengan realisasi investasi senilai 59,05 juta dolar atau setara Rp847,48 miliar.
Dana tersebut ditanamkan pada 38 proyek. Kemudian disusul Singapura dengan nilai nilai 52,09 juta dolar atau Rp747,62 miliar pada 52 proyek. Sedangkan investor dari China menanamkan modalnya sebesar 35,98 juta dolar atau Rp516,37 miliar pada 7 proyek.
Gubernur Isran Noor pun mengapresiasi investor asing yang menaruh kepercayaan dan menjadikan Kaltim sebagai tujuan investasi. Menurutnya, hal ini akan berdampak pada terbukanya lapangan kerja terutama pada subsektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan yang menyerap tenaga kerja Indonesia paling banyak yaitu 4.089 orang atau 64,02% dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMA.
Sektor lain yang juga menyerap tenaga kerja indonesia adalah subsektor pertambangan dengan serapan tenaga kerja sebanyak 1.106 orang atau mencapai 17,32% dari total jumlah pekerja yang terserap. Disusul subsektor industri mineral nonlogam menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 471 orang atau mencapai 7,37% dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap.
Penyerapan tenaga kerja Indonesia paling besar terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sebanyak 3.846 orang, disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 1.019 orang dan Kabupaten Berau sebanyak 627 orang. Total penyerapan tenaga kerja asing sebanyak 161 orang. Total penyerapan tenaga kerja Indonesia dan asing selama periode triwulan II ini sebanyak 6.548 orang.
Pemprov juga bangga, realisasi PMA berdasarkan sektor usaha, subsektor pertambangan mendapatkan tambahan investasi terbesar yaitu US$ 97,27 juta (Rp1,39 triliun) atau sebesar 42,76% dari keseluruhan realisasi PMA.
Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di wilayah ini adalah tanaman pangan, perkebunan dan peternakan yaitu sebesar US$ 46,44 juta (Rp666,51 miliar) atau 20,42% dan subsektor industri makanan sebesar US$ 29,54 juta (Rp424,03 miliar) atau 12,99%.
Secara keseluruhan terdapat sekitar 17 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA pada triwulan II tahun 2022.
"Prinsipnya kita bersyukur, meski kondisi pandemi Covid-19, realisasi investasi asing juga berjalan dan tumbuh di Kaltim. Semoga ini tetap konsisten hingga rakyat menerima manfaatnya," jelasnya dikutip dari laman Pemprov Kaltim, Minggu (11/9/2022).
Editor : Abriandi