JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 berdampak pada kenaikan harga pangan yang cukup signifikan. Karena itu, produsen makanan dan minuman (mamin) memutuskan akan menaikkan harga tahun ini.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, keputusan itu diambil mengingat sudah dua tahun tidak menaikkan harga.
"Tahun 2022 kebanyakan produsen menaikkan harga karena sudah dua tahun puasa, rata-rata perusahaan tidak menaikkan harga. Saya mendengar beberapa produsen sudah mengumumkan kenaikan harga akhir tahun lalu dan dimulai Januari 2022 ini," kata dalam Market Review IDX Channel, Senin (3/1/2022).
Dia memperkirakan kenaikan harga makanan dan minuman berkisar 4 hingga 7 persen. Menurutnya, kenaikan harga tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan kenaikan bahan baku dan bahan lainnya, mengingat produk pangan olahan sangat sensitif di Indonesia.
"Perkiraan saya 4-7 persen itu moderat kenaikannya sehingga tetap terjangkau. Kalau naiknya terlalu tinggi, daya beli masyarakat juga tidak terjangkau," ujarnya.
Adhi memastikan kenaikan harga mamin ini sudah diperhitungkan Gapmmi sehingga tidak akan mengganggu target industri mamin sebesar 5 hingga 7 persen pada tahun ini. Dia meyakini kenaikan harga mamin tidak akan terlalu memberatkan konsumen.
"Kami sudah memperhitungkan dan tentunya tahun 2022 sudah mulai banyak masyarakat yang beraktivitas serta dukungan pemerintah melalui program pemulihan ekonomi. Kami yakin kenaikan harga tidak terlalu memberatkan konsumen," tutur Adhi.
Editor : Abriandi