TOKYO, iNewsKutai.id - Langkah Jepang membuang limbah air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut, terus menuai reaksi keras. Namun, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang memastikan limbah nuklir tersebut tidak membahayakan lingkungan.
Jepang menyatakan akan terus mengawal proses pembuangan air radioaktif ke laut. Terbaru, pemerintan Negeri Matahari Terbit mengklaim jika tes air laut di dekat PLTN Fukushima tidak mendeteksi adanya unsur radioaktif.
Tes Kementerian Lingkungan pada 11 titik di dekat pembangkit menyimpulkan jika konsentrasi isotop radioaktif tritium berada di bawah batas deteksi terendah - 7 hingga 8 bekerel tritium per liter.
Konsentrasi isotop radioaktif tersebut tidak akan berdampak buruk pada kesehatan manusia maupun lingkungan. Kementerian Lingkungan Jepang juga akan mempublikasikan hasil tes setiap minggu setidaknya dalam tiga bulan mendatang.
Badan perikanan Jepang juga mengeluarkan klaim serupa dan menyatakan tes ikan di perairan sekitar pembangkit listrik tersebut tidak mendeteksi tritium.
Sementara itu, Operator pembangkit Tokyo Electric Power Co (Tepco) menyebut jika air laut di dekat pembangkit mengandung kurang dari 10 bekerel tritium per liter.
Kandungan itu di bawah batas yang mereka tetapkan sendiri sebesar 700 bekerel. Angka tersebut bahkan jauh di bawah batas Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 10.000 bekerel untuk air minum.
Sebelumnya Jepang membuang air dari pembangkit Fukushima yang hancur ke Samudera Pasifik, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (27/8/2023). Kebijakan itu memicu protes di dalam negeri dan negara tetangga memaksa. China bahkan melarang impor produk laut dari Jepang.
Editor : Abriandi