Kecanduan Judi Slot, Karyawan di Tarakan Bobol Brankas Kantor

TARAKAN, iNewsKutai.id – Seorang karyawan berisial RH di Tarakan, Kalimantan Utara, nekat membobol brankas kantor tempatnya bekerja. Aksi pencurian itu dilakukan RH lantaran kehabisan uang karena kecanduan judi slot.

Kasat Reskrim Polres Tarakan AKP Randhya Sakthika Putra menjelaskan, pencurian itu terjadi pada Selasa  7 November 2023 lalu di Jalan Bayangkara, Tarakan Barat.

Baca Juga

Kawanan Maling Bobol Bengkel, Gasak Mesin Kapal dan Onderdil Senilai Puluhan Juta

Saat itu, pelapor yang baru masuk kantor menyadari jika beberapa barang inventaris raib dari tempatnya. Saat dilakukan pengecekan, sejumlah uang di dalam brankas serta box kamera keamanan turut hilang.

Tindak pencurian tersebut kemudian pelapor sampaikan ke atasannya. Akibat pencurian tersebut, perusahaan mengalami kerugian sekitar Rp7,7 juta.

"Pelapor kemudian diinstruksikan melakukan pemeriksaan internal karyawan dan menemukan barang bukti yang mengarah kepada pelaku sehingga langsung dilaporkan ke polisi,"jelas AKP Randhya dalam keterangannya Senin (20/11/2023).

Baca Juga

Nekat, Pria Pengangguran di Bontang Curi Pelek Mobil Truk Milik Anggota TNI

Unit Resmob Polres Tarakan yang melakukan penyelidikan menemukan bukti kuat dan melakukan penangkapan terhadap RH di rumahnya di daerah Sebengkok pada 15 November 2023.

RH yang tidak bisa mengelak akhirnya mengakui perbuatannya. Kepada penyidik, dia mengaku melakukan pencurian setelah seluruh karyawan di kantornya pulang.

Dia membuka paksa brankas tempat penyimpanan uang kas kantor dan mengambil uang tunai Rp1,2 juta. Untuk menghilangkan barang bukti, dia juga mengambil DVR kamera keamanan dan membuangnya.

Baca Juga

Puluhan Motor Curian Diamankan, Pemilik Diminta Mengambil ke Polresta Samarinda

"Pengakuan tersangka, uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membeli chip judi slot. Dugaan sementara, pelaku kecanduan judi slot,"ujarnya.

Atas perbuatannya, tersangka RH disangkakan melanggar Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara.

Editor : Abriandi