get app
inews
Aa Read Next : Suhu Udara di Indonesia Terasa Panas, Begini Penjelasan BMKG

Gelombang Panas Landa Asia Tenggara Pekan, Begini Penjelasan BMKG

Minggu, 28 April 2024 | 13:42 WIB
header img
Fenomena panas bakal melanda sejumlah negara Asia termasuk di Asia Tenggara, pekan ini. (foto: ilustrasi/ist)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Fenomena panas bakal melanda sejumlah negara Asia termasuk di Asia Tenggara, pekan ini. Suhu udara bahkan diprediksi mencapai 52 derajat celcius.

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir. Dia 
memastikan, wilayah Indonesia tidak termasuk wilayah yang terkena fenomena gelombang panas (heat wave).

Menurutnya, negara Asia Tenggara yang terdampak gelombang panas seperti Thailand. Suhu di Negeri Gajah Putih itu mencapai 52 derajat celsius.

Sementara, suhu udara maksimum di Indonesia berkisar pada angka 37,8 derajat celsius yang tercatat di Palu pada Selasa (23/4/2024) lalu.

“Suhu udara maksimum di atas 36,5 derajat celsius tercatat di beberapa wilayah, yaitu pada tanggal 21 April di Medan, Sumatera utara mencapai suhu maksimum 37,0 derajat celsius, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37,8 derajat celsius serta pada tanggal 23 April di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 36,8 derajat celsius,” jelas Guswanto dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4/2024).

Dia menjelaskan, fenomena suhu panas di Indonesia yang dirasakan di sejumlah daerah disebabkan karena posisi semu matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa. Hal ini menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari.

“Fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave (gelombang panas), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda,” katanya. 

Dia menambahkan, fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan gelombang panas karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan di Thailand. 

“Suhu panas di Indonesia dipicu faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di inews.id "

Editor : Abriandi

Follow Berita iNews Kutai di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut