Gara-gara Konten TikTok, Guru di Sorong Kena Denda Adat Rp100 Juta oleh Orang Tua Siswa

SORONG, iNewsKutai.id - Seorang guru berinisial SA di Kota Sorong, Papua Barat Daya, harus merogoh kocek dalam-dalam akibat bermain TikTok. Dia dikenakan denda adat sebesar Rp100 juta.

Penyebabnya, guru yang juga Tiktokers itu mengunggah konten berisi siswinya berinisial ES tanpa izin. Sejatinya, konten tersebut berisi tentang edukasi sebagaimana yang kerap diposting ES selama ini.

Baca Juga

Tingkatkan Kesejahteraan Tenaga Pengajar, Guru Swasta Diguyur Insentif Rp1 Juta per Bulan

Namun, keluarga ES keberatan dan menilai jika konten tersebut memberikan stigma negatif terhadap anaknya.

"Kami prihatin dengan situasi ini. Idealnya, setiap permasalahan guru dan murid dibicarakan terlebih dahulu secara kekeluargaan, tanpa membawa permasalahan ini ke ranah hukum adat," kata Ketua PGRI Kota Sorong Arif Abdullah Husain dikutip dari iNewsSorongraya, Rabu (6/11/2024).

Kasus ini bermula ketika SA mendapati ES menggambar alisnya dengan alat tulis saat proses belajar mengajar. Dia kemudian merekam dan mengunggah ke akun media sosial pribadinya hingga viral.

Baca Juga

Seleksi PPPK Guru Resmi Dibuka, Simak Jadwal dan Syarat Pendaftaran

Video tersebut lantas  memunculkan berbagai reaksi netizen. Ada yang pro dan sebagian lagi kontra sehingga memunculkan komentar negatif.

Hal ini yang kemudian memicu keluarga ES menilanua sebagai bentuk stigma negatif terhadap anak mereka. Mereka lalu menuntut ganti rugi kepada guru SMP ini secara adat.

Arif berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar setiap masalah antara guru dan murid bisa diselesaikan dengan bijaksana tanpa memojokkan salah satu pihak.

Baca Juga

Guru Transgender Pakai Payudara Palsu Ukuran Super ke Sekolah, Bikin Orangtua Siswa Geram

"Guru tidak bisa dipidana atas tindakan non-kekerasan di kelas. Kami berharap ini menjadi pelajaran sehingga di masa depan sanksi adat tidak serta-merta diterapkan kepada guru,” ucapnya.

Untuk meringankan beban SA, PGRI menggelar aksi solidaritas menggalang donasi. Setiap guru di Kota Sorong berpartisipasi menyumbang Rp30.000. Langkah ini juga diikuti pihak sekolah yang menyisihkan Rp10 juta dan SA siap memberikan Rp20 juta.

"Kami sudah berupaya menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun disepakati untuk membayar denda Rp100 juta setelah negosiasi panjang,” tambah Kepala SMP Negeri 3 Kota Sorong Herlin S Maniagasi.

Baca Juga

Geger, Guru Perempuan Minta Siswa Masturbasi lalu Bawa Sperma ke Sekolah Pakai  Kondom

artikel ini telah tayang di inews.id

Editor : Abriandi