JAKARTA, iNewsKutai.id - Sedikitnya 1000 warga terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam enam kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, sejak Sabtu (19/3/2022). Pasalnya, ketinggian air mencapai 2 meter.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, berdasarkan data BPBD Kutai Timur, sedikitnya 2.477 unit rumah terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 50 sentimeter hingga 2 meter.
"Sebanyak 5.245 Kepala Keluarga (KK) atau 16.896 jiwa terdampak, 1.000 jiwa diantaranya mengungsi di pos pengungsi Islamic Centre," jelas Abdul Muhari dalam rilisnya, Senin (21/3/2022).
BPBD Kutai Timur melaporkan enam kecamatan terdampak antara lain Kecamatan Sangatta Selatan tepatnya di Kelurahan Singa Geweh Desa Sangatta Selatan. Kemudian Kecamatan Sangatta Utara tepatnya Kelurahan Teluk Lingga di Desa Sangatta Utara dan Swarga Bara.
Selanjutnya di Kecamatan Bengalon, terdapat tiga desa terdampak yakni Desa Spaso, Spaso Selatan dan SpasoTimur. Sementara di Kecamatan Rantau Pulung terdapat dua desa terdampak yakni Desa Rantau Makmur dan Margo Mulyo. Kemudian Kecamatan Muara Bengkal terdapat 1 desa terdampak yakni Desa Batu Timbau Ulu.
Kecamatan Muara Wahau menjadi kecamatan paling banyak terdampak yakni terdapat tujuh desa terdampak yakni Desa Diak Lay, Benhes, Dabeq, Muara Wahau, Jak Luay, Long Wehea dan Nehas Liah bing.
Sebagai upaya penanganan bencana, BPBD Kutai Timur membuka dapur umum di 2 titik yakni di Kantor Desa dan Kelurahan Singa Geweh. Petugas terus melakukan evakuasi warga hingga Minggu (20/3) malam pulul 22.00 Wita.
Selain itu, bantuan logistik seperti makanan dan obat-obatan terus dilakukan pada 10 titik pengungsian yang telah disiapkan. Adapun 10 titik posko terbagi di Kecamatan Sangatta Utara sebanyak tiga titik dan tujuh titik di Kecamatan Sangatta Selatan.
Laporan terkini yang diterima Pusdalops BNPB pada Senin (21/3/2022) pagi pukul 05.30 Wita, banjir semakin meluas hingga di beberapa titik TMA bertambah 20 cm.
Sementara akses menuju Kota Sangatta dari arah Bontang terhambat dikarenakan titik banjir yang berada di KM 3. Petugas di lapangan juga melaporkan akses jalan terganggu dan arus banjir yang cukup deras menyebabkan proses evakuasi warga terganggu.
"BNPB terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan BPBD Kutai Timur. BNPB juga mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bahaya ikutan akibat eskalasi wilayah terdampak yang masih berlanjut hingga hari ini," pungkasnya.
Editor : Abriandi