7 Peristiwa Penting dalam Bulan Muharram yang Diabadikan dalam Alqurán, Kisah Nabi Adam hingga Yunus

JAKARTA, iNewsKutai.id – Bulan Muharram adalah salah satu bulan paling mulia dalam kalender Hijriah. Bulan ini membuka tahun baru Islam dan termasuk ke dalam deretan al-asyhur al-hurum, yaitu bulan-bulan suci yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah dan menjauhi segala bentuk kezaliman, termasuk larangan berperang.
Dalam QS At-Taubah ayat 36, Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS At-Taubah [9]: 36)
Kitab Nuzhatul Majalis wa Muntakhobun Nafais karya Abdurrahman bin Abdissalam as-Shafuri menyebutkan bahwa banyak peristiwa penting para nabi yang terjadi di bulan Muharram.
Berikut adalah tujuh kisah agung yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan berkaitan erat dengan bulan ini:
1. Diterimanya Taubat Nabi Adam AS
Setelah memakan buah terlarang di surga, Nabi Adam AS dan Hawa diturunkan ke bumi dalam keadaan terpisah. Dalam penyesalan mendalam, Nabi Adam memohon ampun kepada Allah. Doanya pun diterima di bulan Muharram.
“Maka, Adam mendapatkan beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu dia kembali pada-Nya. Sungguh Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 37)
Menurut Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsirnya, doa tersebut merujuk pada kalimat dalam QS Al-A’raf: 23:
“Rabbanaa dzalamnaa anfusanaa wa in lam taghfir lanaa lanakuunanna minal khaasiriin.”
(Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi.)
2. Berlabuhnya Kapal Nabi Nuh AS
Nabi Nuh AS dan 80 pengikutnya mengarungi banjir besar selama enam bulan sebelum akhirnya bahtera mereka berlabuh di Gunung Judiy—sebuah momen yang terjadi pada 10 Muharram atau hari Asyura.
“Dan dikatakan: 'Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit, (hujan) berhentilah.' Dan air pun disurutkan, perintah itu diselesaikan, dan bahtera tersebut berlabuh di atas bukit Judiy dan dikatakan: 'Binasalah orang-orang yang zalim.’” (QS Hud [11]: 44)
Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya puasa Asyura sebagai bentuk syukur atas keselamatan.
Editor : Abriandi