JAKARTA, iNewsKutai.id - Safari politik Prabowo Subianto ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dinilai sebagai upaya mendongkrak elektabilitas dan popularitas jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Prabowo ingin kembali mendekatkan diri dengan tokoh-tokoh Islam moderat khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Tidak hanya itu, Ketua Umum Gerindra tersebut juga mendekat ke PDI Perjuangan.
Pengamat politik dari Citra Institute Yusa Farchan mengatakan, meski berkali-kali membantah kunjungannya tersebut tidak terkait dengan pilpres, namun secara tidak langsung Prabowo sudah melakukan safari politik ke sejumlah tokoh berpengaruh.
Mulai dari menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pemimpin Pondok Pesantren Walisongo Situbondo, Kiai Kholil As’ad, dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Qodiri, Jember, Kiai Ahmad Muzaki Syaha.
"Meskipun tidak membicarakan politik secara khusus, tapi sulit dibantah bahwa Prabowo sedang melakukan silaturrahmi politik," kata Yusa saat dihubungi, Kamis (5/5/2022).
Menurut Yusa, Lebaran menjadi momentum strategis bagi Prabowo untuk mencairkan komunikasi politik. Jika sebelumnya Prabowo tampak jarang melalukan safari politik dan lebih memilih fokus bekerja sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) itu karena elektabilitasnya masih berada dalam zona aman, bahkan tertinggi dalam beberapa kali survei.
Tapi, Prabowo dan Gerindra tak bisa tinggal diam saat elektabilitas Prabowo disalip sejumlah tokoh, sehingga mereka segera bergegas memanaskan mesin politik.
"Apalagi, capres lain seperti Anies sukses menggelar eksperimentasi politik melalui mobilisasi umat Islam dalam pelaksaan salat Idul Fitri," ujar dia.
Menurut Yusa, Prabowo tengah berusaha mengimbangi capres lain terutama Anies untuk mendapat panggung dan atensi publik. Sehingga, hal wajar jika Prabowo agresif memanfaatkan Lebaran untuk melakukan safari politik.
"Dalam situasi demikian, saya kira wajar kalau Prabowo sangat agresif memanfaatkan momentum lebaran untuk membangun komunikasi politik," terang Yusa.
Lebih dari itu, Yusa menambahkan, jika dilihat dari urutan tokoh yang dikunjungi, Prabowo tampak memprioritaskan komunikasi politiknya dengan PDIP dan NU. Kunjungan Prabowo ke Megawati Soekarnoputri memberi sinyal bahwa Gerindra masih ingin satu paket dengan PDIP dalam koalisi pilpres dengan skema Prabowo-Puan.
Adapun NU, kata Yusa, tetap menjadi variabel penting pemenangan Prabowo sehingga harus diprioritaskan. Karena, saat Prabowo banyak didukung FPI dan 212, ia banyak kehilangan dukungab dari Islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah.
"Saat dukungan kelompok Islam kanan (FPI dan 212) mulai melemah, Prabowo memang harus bergerak ke "tengah" dengan memaksimalkan dukungan Islam moderat seperti NU dan Muhammadiyah," tandas Yusa.
(Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul "Prabowo Gencar Silaturahmi Politik, Pengamat: Untuk Imbangi Anies".)
Editor : Abriandi