Ini Dosa Terbesar Sopir dan Kernet Bus, Bisa Bikin Perusahaan Otobus Bangkrut

Siska Permata Sari
Pratik ngompreng merupakan dosa terbesar di perusahaan otobus. (Foto: Instagram/Antara)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Perusahaan otobus (PO) silih berganti muncul. Hanya sedikit yang mampu bertahan di tengah ketatnya persaingan. Selain karena kalah bersaing dalam meraih penumpang, ternyata banyak PO yang juga bangkrut karena ulah kru sopir dan kernet bus.

Tidak sedikit awak bus melakukan praktik curang dengan alasan uang operasional kurang. Mulai dari memainkan bahan bakar, onderdil hingga praktik paling umum ngompreng. Padahal, ini adalah dosa terbesar awak bus yang merugikan perusahaan.

Praktik yang dikenal dengan bahasa jalanan sarkawi ini adalah mengambil penumpang di jalan dan tidak melalui agen. Alhasil, uang sewa masuk ke kantong pribadi awak bus.

Direktur Operasional PO Bus Haryanto Rian Mahendra mengakui praktik ini banyak terjadi termasuk di perusahaannya. Dia menegaskan, sarkawi atau mengambil penumpang di jalan tanpa tiket, merupakan dosa paling besar dalam industri angkutan bus. 

"Di semua PO AKAP elit ngompreng atau sarkawi adalah (dosa) nomor satu, paling tinggi. Karena di zaman dulu orang menggunakan sarkawi bekerja sama dengan pihak-pihak, seperti copet, rampok, itu masih turun temurun sampai sekarang," ujarnya, dilansir dari kanal YouTube Segede Bagong- Instagram Rian Mahendara 83.

Rian mengungkapkan, banyak perusahaan yang mengalami kemunduran bangkrut karena tindakan oknum kru yang ngompreng penumpang. Ini menjadi faktor penghacur otobus. 

"Banyak perusahaan-perusahaan dari gue kecil gede di jalan sampai sekarang, yang mengalami kemunduran bahkan bangkrut karena terkenal ngompreng/sarkawi. Jadi itu faktor penghancur perusahaan paling luar biasa," kata Rian.  

Sebab itu, dia tidak segan memecat kru yang ketahuan ngompreng. Terbaru, dirinya memecat tiga kru sekaligus dalam satu bus, yakni dua sopir dan kondektur karena kedapatan ngompreng penumpang.  

"Ketahuan pada saat bus mogok. Dilalah ketahuan pada saat penumpang dipindahkan kok lebih. Jika bus tidak mogok tidak akan ketahuan benalu di perusahaan," ujarnya. 
PO bus Haryanto tidak menyediakan smoking area. Ini karena fasilitas tersebut rentan terjadi pencurian penumpang (ngompreng). "Jika ingin merokok silakan izin ke kru di pintu kiri kernet," kata Rian.

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network