KOLOMBO, iNewsKutai.id - Kebangkrutan Sri Lanka menimbulkan penderitaan berkepanjangan bagi warganya. Kaum perempuan rela menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) demi memenuhi kebutuhan hidup.
Layanan seks dengan barter makanan menjadi pilihan di tengah kesulitan ekonomi. Tidak jarang mereka dipaksa untuk melayani pemilik toko sebagai imbalan atas makanan dan obat-obatan.
Dilansir The Morning, wanita yang beralih menjadi PSK umumnya berada di kawasan industri. Buruk pabrik itu rela menjadi PSK lantaran khawatir kehilangan pekerjaan karena perusahaan kesulitan membayar pekerja.
Salah seorang pekerja mengaku, dari pekerjaan samping sebagai PSK, mereka berhasil mendapatkan Rs15.000 per hari. Sementara, gaji bulanan mereka maksimal Rs35.000.
"Kami mendengar bahwa kami dapat kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi di negara ini dan solusi terbaik yang dapat kami lihat saat ini adalah pekerja seks. Tidak semua orang akan setuju dengan saya, tapi inilah kenyataannya," kata seorang wanita buruh pabrik tekstil yang mengambil pekerjaan sampingan sebagai pekerja seks seperti dilaporkan The Morning, Selasa (19/7/2022).
Hal ini sejalan dengan laporan terbaru The Morning Telegraph yang berbasis di Inggris Inggris. Dalam laporan tersebut disebutkan terjadi kenaikan sekitar 30 persen jumlah wanita yang bergabung dengan industri seks di Ibu Kota Sri Lanka; Kolombo, sejak Januari tahun ini.
Editor : Abriandi
Artikel Terkait