LONDON, iNewsKutai.id - Teori lawas dan kontroversial yang mengaitkan pertalian darah antara Nabi Muhammad SAW dengan Ratu Elizabeth II kembali muncul seiring mangkatnya penguasa Inggris itu pada usia 96 tahun pada Kamis (8/9/2022) lalu.
Pencetus teori itu tidak lain adalah ahli silsilah Kerajaan Inggris; Harold Brooks-Baker, yang secara tegas menyatakan jika ratu yang 70 tahun berkuasa itu keturunan Rasulullah.
Teori kontroversial itu pertama kali diungkapkan Brooks-Baker pada tahun 1986 silam dalam sebuah surat yang ditulis kepada Perdana Menteri Margaret Thatcher. Dia mengaku prihatin dengan keamanan ratu dan mendesak pemimpin Inggris itu untuk melindungi Ratu Elizabeth II dengan lebih baik.
"Keturunan langsung keluarga kerajaan dari Nabi Muhammad tidak dapat diandalkan untuk melindungi keluarga kerajaan selamanya dari teroris Muslim," tulis Brooks-Baker, pakar dari otoritas silsilah Burke's Peerage.
"Tidak banyak diketahui oleh orang Inggris bahwa darah [Nabi] Muhammad mengalir di pembuluh darah ratu. Namun, semua pemimpin agama Muslim bangga dengan fakta ini," imbuh dia.
Pernyatan Brooks-Baker kala itu sontak mengundang kontroversi dan dianggap banyak pihak salah. Suratnya kepada Margaret Thatcher diduga sebagai trik untuk mempopulerkan desas-desus yang dia buat dan kini terbukti muncul lagi di berbagai media asing, termasuk Alaraby.co.uk.
(Foto : twitter/benghdx)
Menurut teori Brooks-Baker, mendiang raja Inggris terhubung ke Nabi Muhammad melalui Earl of Cambridge abad ke-14, yang memiliki nenek moyang yang berasal dari Spanyol Muslim abad pertengahan.
Hubungan dengan Spanyol adalah dari sosok Putri Zaidaasal Sevilla yang beragama Islam pada abad ke-11—yang dikatakan telah memeluk agama Kristen dan menjadi selir Raja Alfonso VI dari Kastilia.
Tidak jelas apakah Zaida, bagaimanapun, adalah keturunan asli Nabi Muhammad. Meskipun demikian, klaim tersebut telah mendapatkan daya tarik di antara beberapa Muslim, di mana mantan Mufti Agung Mesir Ali Gomaa mengatakan pada tahun 2018 bahwa Elizabeth II memiliki ikatan darah dengan Nabi sejak 43 generasi.
Selain itu, hubungan antara bangsawan Inggris dan Nabi Muhammad juga belum sepenuhnya ditolak oleh sejarawan Inggris, di mana David Starkey mengatakan pada 2018 bahwa teori itu "sama sekali tidak aneh".
Editor : Abriandi
Artikel Terkait