Dicecar Hakim, Irjen Teddy Minahasa Akui Kirim Pesan Tukar Sabu dengan Tawas

Dimas Choirul/Abriandi
KaIrjen Teddy Minahasa mengakui pernah mengirimkan pesan menukar sabu dengan tawas. (Foto: iNews.id)

JAKARTA, iNewsKutai.id - Irjen Teddy Minahasa mengakui mengirimkan pesan kepada mantan Kapolres Bukittinggi AKP Dody Prawiranegara untuk menukar sabu dengan tawas. Pengakuan itu disampaikan mantan Kapolda Sumatera Barat tersebut saat dicecar hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat.

Teddy hadir sebagai saksi dalam perkara peredaran narkotika dengan terdakwa Dody. Dia mengatakan, pesan itu dikirim Juni 2022 sebelum press rilis penangkapan sabu di Polres Bukittinggi.

"Saya sempat melalukan semacam warning dengan narasi sebagian BB diganti tawas (emoji ketawa) buat untuk bonus anggota, saudara Dody jawab tidak berani," kata Teddy di depan hakim dikutip dari Sindonews, Rabu (1/3/2023). 

Namun, Teddy menyebut jika perintah sabu diganti dengan tawas untuk bercanda. Dia berdalih pesan itu untuk memastikan Doddy tidak melakukan pencurian barang bukti sabu untuk dibagikan kepada anggota. Dia mengatakan, banyak oknum anggota polisi yang melakukan penyimpangan.

"Saya bertanya atau mengirim narasi itu karena perhitungan barang bukti tadi yang masih janggal. Pengalaman saya di lapangan, anggota sering melakukan penyimpangan-penyimpangan itu," ujarnya. 

Hakim ketua Jon Sarman Saragih kemudian mendalami pernyataan Teddy tentang bonus untuk anggota tersebut. 

"Untuk bonus anggota maksudnya apa?" tanya Jon. 

"Itu narasi sifatnya umum saja?" tanya dia. 

"Maksudnya untuk bonus?" kembali tanya Hakim. 

"Bukan bermaksud demikian, maksud saya mengontrol saudara Dody untuk tidak melakukan itu. Kalau bonus sesungguhnya saya realisasikan dalam bentuk reward," pungkasnya. 

Sebelumnya, Teddy ditangkap terkait kasus peredaran gelap narkoba hanya beberapa hari setelah dilantik sebagai Kapolda Jawa Timur. Ada enam orang yang turut terlibat dalam kasus ini.

Mulai dari AKBP Dody Prawiranegara, Kompol Kasranto, Aiptu Janto P Situmorang, Linda Pujiastuti, Muhammad Nasir, dan Syamsul Maarif. Kasus ini bermula pada saat Polres Bukittinggi hendak memusnahkan 40 kilogram sabu. 

Namun Teddy, yang pada saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat diduga memerintahkan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara untuk menukar sabu sebanyak 5 kilogram dengan tawas. 

Penggelapan barang bukti narkoba tersebut akhirnya terbongkar dengan rangkaian pengungkapan kasus narkotika oleh Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya. Sebanyak 1,7 kilogram sabu telah diedarkan. Sedangkan 3,3 kilogram sisanya berhasil disita oleh petugas. 

Adapun pasal yang disangkakan kepada Teddy, yakni Pasal 114 Ayat 3 sub Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 132 Ayat 1 Jo Pasal 55 UU Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman maksimal hukuman mati dan minimal 20 tahun penjara.

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network