Salah Dengar Perintah, Pilot Sukhoi Rusia Nyaris Tembak Jatuh Pesawat Pengintai Inggris

Berlianto/Abriandi
Jet tempur Sukhoi Rusia nyaris menembak jatuh pesawat pengintai Inggris di Laut Hitam. (Foto: Reuters)

WASHINGTON, iNewsKutai.id - Insiden pesawat pengintai Inggris dibayangi dua jet tempur Sukhoi Rusia ternyata jauh lebih serius. Pesawat RC-135 Rivet Joint yang dioperasikan angkatan udara itu nyaris ditembak jatuh.

Penyebabnya, pilot Rusia salah mendengar instruksi dari pangkalan ketika pesawat kedua negara sedang patroli di atas Laut Hitam. Beruntung, rudal Sukhoi yang sudah mengunci target itu tiba-tiba macet.

Hal itu terungkap dalam kumpulan dokumen intelijen AS yang bocor baru-baru ini seperti dilaporkan Washington Post. Pejabat pertahanan AS yang namanya dirahasiakan menyebut insiden itu sangat menakutkan. 

Dalam laporannya, pilot jet tempur Rusia salah mendengar operator radar di darat. Sang pilot menafsirkan sebagai izin untuk menembak, mengunci pesawat Inggris, dan hanya gagal karena misil tidak meluncur.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pertama kali memberi tahu anggota parlemen tentang insiden itu pada Oktober, dengan mengatakan bahwa pesawat tersebut tengah melakukan pengawasan rutin di wilayah udara internasional. 

Salah satu jet Rusia melepaskan rudal di dekat pesawat Inggris, yang dia gambarkan "berpotensi berbahaya". Dia mengatakan bahwa Kremlin kemudian meyakinkannya bahwa itu adalah akibat dari "kerusakan teknis", dan dia tidak melihatnya sebagai eskalasi yang disengaja. 

Menyusul insiden pada 29 September 2022 tersebut, Inggris menghentikan patroli pengawasan, kemudian mengirim mereka dengan pengawalan bersenjata. Beberapa pemerintah telah mempertanyakan keaslian dan keakuratan dokumen AS yang baru-baru ini bocor, dan Insider tidak dapat memverifikasinya. 

New York Times melaporkan, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan jika isi laporan ini tidak benar, dimanipulasi, atau keduanya. 

"Kami sangat berhati-hati terhadap siapa pun yang menganggap kebenaran klaim ini begitu saja dan juga akan menyarankan mereka untuk meluangkan waktu untuk mempertanyakan sumber dan tujuan dari kebocoran tersebut," katanya. 

Rincian baru datang sebulan setelah jet Rusia menjatuhkan drone AS di atas Laut Hitam. Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan tentang agresi terhadap negara-negara anggota NATO, yang doktrin Pasal 5-nya menafsirkan serangan terhadap satu negara sebagai serangan terhadap semua.

Editor : Abriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network